Senin, 08 September 2014

Persepsi


 Persepsi
       Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama.
       Sugihartono, dkk (2007:8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
       Bimo Walgito (2004:70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam  bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya.
       Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola dan perhatian.
       Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
a.      Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004:98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
1)        Adanya objek yang dipersepsi.
2)        Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
3)        Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.
4)        Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

b.      Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003:154), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
1)      Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
2)      Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
1)      Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2)      Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
3)      Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
       Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan individu dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
Menurut Soehardi, (2003: 22), ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap persepsi tentang profesionalitas adalah : 1) karakteristik obyek (stimuli), yang terdiri variabel penampilan, cara komunikasi dan status 2) karakteristik individu yang mempersepsi tentang profesionalitas terdiri dari variabel konsep diri, kompleksitas kognitif, pengalaman dan emosi 3) karakteristik situasi, terdiri dari variabel situasi sosial, situasi organisasi, dan situasi alam. Hubungan ketiga faktor yang mempengaruhi persepsi tentang profesionalitas, dapat di dilukiskan sebagai berikut :




Karakteristik Situasi
-          Sosial
-          Organisai
-          Alam
Karakteristik objek
-          Penampilan
-          Cara komunikasi
-          Situasi

Karekteristik individu
-          Konsep diri
-          Kompleksitas   kognitif
-          Pengalamanan
-          Emosi
Persepsi objek
 










Variabel yang memperaruhi terhadap persepsi (Soehardi, 2003:22).
      
       Dalam kehidupan seseorang, banyak stimulus serta informasi yang dapat menjadi objek persepsi tentang profesionalitas. Oleh karena itu, dalam proses persepsi tentang profesionalitas perlu adanya pengorganisasian terhadap stimulus dari informasi yang satu dengan informasi yang lain. Semakin cermat dan teliti dalam mengadakan seleksi dan mengorganisasikan stimulus dan lingkungannya akan semakin baik persepsi tentang profesionalitasnya, sehingga stimulus dan lingkungannya akan mempengaruhi persepsi tentang profesionalitas. Pengetahuan tentang patients safety yang luas tentang objek yang dipersepsi tentang profesionalitas akan memudahkan individu mengorganisasikan stimulus sehingga menghasilkan persepsi tentang profesionalitas yang baik.

c.       Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi  didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
1)      Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
2)      Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
3)      Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang.
       Menurut Huse dan James (1999) ada beberapa sub dalam persepsi dan yang dapat dipergunakan sebagai bukti bahwa persepsi merupakan hal yang kompleks dan proses tersebut adalah sebagai berikut :



a.         Stimulus
Awal terjadi persepsi dimulai ketika seseorang dihadapkan dengan suatu situasi atau suatu stimulus pengindraan dekat dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosio-kultur dan fisik yang menyeluruh.
b.      Registrasi
Masa registrasi merupakan suatu gejala yang tampak adalah mekanisme fisik berupa pengindraan dan persarafan seseorang yang terpengaruh sehingga berdapak kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan memperaruhi persepsi. Semua informasi dan yang terdengar dan terlihat sudah terdaftar dalam diri seseorang.
c.       Interprestasi
Setelah terdaftar seluruh informasi maka sub proses berikutnya adalah interprestasi. Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting. Proses interprestasi ini tergantung pada cara pendalaman (learnig), motivasi dan kepribadian seseorang. Proses interprestasi yang berlangsung dalam diri seseorang akan berbeda setiap orangnya. Oleh karena itu, interprestasi terhadap sesuatu informasi yang sama akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.
b.      Umpan balik (feed back)

Sub proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai contoh seseorang karyawan yang melaporkan hasil kerjaan kepada atasan, kemudian mendapat umpan balik dari raut wajah atasan. Karyawan memandang raut wajah atasan menunjukan bahwa karyawan telah melakukan kesalahan tetapi sebenarnya dari atasan itu sendiri raut wajah yang ditampakan merupakan bentuk kepuasan dan kebanggaan bahwa karyawan telah melakukan pekerjaan dengan baik (Toha, 2008). Hal inilah menyebabkan umpan balik dapat dipengaruhi persepsi seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar