|
INFARK MYOKARDIUM
1. Tinjauan
teori
A.
Pengertian :
Infark myokardium mengacu pada proses
rusaknya jaringan jantung, suplay darah yang tidak adekuat, sehingga aliran
darah koroner bekurang.
( Brunner and suddarth,
2002. )
Infark myokardium (IM) disebabkan oleh
terjdinya penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner, yang mengakibatkan
tejadinya iskemia myokard dan nekrosis.
( Doengoes 2002. )
Infark myokard adalah salah satu akibat utama
arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai
atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi
endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada didindingnya.
(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=infark+miokard&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta)
at “tuesday 02-april-2008, “08 : 17
pm
Berdasarkan beberapa pengertian diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa infark myokardim adalah suatu penyakit yang
terjadi akibat adanya penyempitan pembuluh darah sehingga mengakibatkan kekurangan
suplay darah pada myokard, dan terjadi iskemia myokard yang ditandai dengan
nyeri pada bagian dada kiri dan menyebar pada lengan kiri dan kanan.
B. Patofisiologi
1)
Etiologi
a. Akibat langsung
ü Embolisme
ü Thrombus
ü Penumpukan
lemak pada pembuluh darah koroner
ü Tertutupnya
salah satu cabang arteri koroner
ü Sklerosis
pembuluh koroner
b. Pola
kebiasaan
ü Merokok
ü Pola
makan tidak teratur
ü Konsumsi
lemak berlebih.
ü Tidak
pernah olahraga
ü Konsumsi
alkohol
2)
Manifestasi
klinis
ü Nyeri
dada terjadi secara mendadak sampai pada bahu, tidak hilang dengan istirahat,
dan menybar sampai ke lengan.
ü Nafas
pendek .
ü Pucat
(cianosis).
ü Berkaringat
dingin.
ü Pusing
dan kepala teasa ringan.
ü Mual
disertai dengan muntah.
Keluhan yang khas ialah nyeri
dada, seperti diremas-remas, ditekan ditusuk, panas atau ditindih barang berat,
Nyeri dapat menjalar ke lengan ( umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan
kepunggung. Nyeri muncul secara sepontan bukan setelah berkerja berat atau
gangguan emosi.dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari, dan tidak
akan hilang dengan istirahat. pada pemeriksaan nampak penderita yang sedang
kesakitan, keringat dingin dan hipotensi. Nadi permulaan lambat, kemudian agak
cepat. Pada auskultai didapat bunyi jantung terdengar lebih jauh dan lemah
sering terdengar galllop.
3.
Proses
Perjalanan Penyakit ( Patoflow )
|
Infark
miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan
suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena
aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau thrombus.
Penurunan aliran darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan.
Iskemia
lebih dari 35-45 menit dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan sel yang
irreversibel. Meluasnya infark tergantung pada kemampuan jaringan sekitar
iskemik untuk mendapatkan sirkulasi kolateral. Sikulasi kolateral adalah
timbulnya pembuluh darah baru didalam jantung untuk mengkompensasi kerusakan
arteri. Gambaran klinik miokard infark
ditentukan oleh letak dan tingkat serta luasnya proses penyakitnya.
Karena terjadinya kerusakan jaringan pada jantung sehingga dapat menimbulkan
berbagai masalah keperawatan pada klien, masalah keperawatan yang timbul antara
lain gangguan rasa nyaman : nyeri, intoleransi aktifitas, resiko tinggi
kelebihan volume cairan, ansietas, serta penurunan curah jantung.
4.
Komplikasi
Berdasarkan
pada data pengkajian, apabila kasus ini tidak ditangani secara segara
komplikasi potensial yng mungkin berkembang mencangkup :
ü Disritmia
Kelainan
denyut jantung yang meliputi ganguan frekuensi atau irana jantung, maupun
meliputi keduanya.
ü Edema
paru kut
Timbunan
cairan abnormal dalam paru, baik di rongga interstisial maupun dalam alveoli.
ü Gagal
jantung kongesif
Ketidak
mampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
ü Tromboembolisme
Sumbatan
pembuluh darah akibat adanya bekuan darah, gelembung udara dan zat mekanik
lainnya.
( Brunner and suddarth, 2002. )
C.
Penatalaksanaan
a.
Pemeriksaan
Diagnostik
ü Elektrokardiogram
(EKG)
Memberi
informasi mengenai elektrofisiologi jantung.
ü Ekokardiogram
digunakan
untuk evaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel.
ü Enzim
dan Esoenzim Serum.
Pemriksaan
rangkaian enzimmeliputi kreatinin kinase dan laktat Dehidrogenase
b.
Farmakoterapi
ü Vasodilator (nitrogliserin)
digunakan untuk mengurangi nyeri pada jantung, diberikan melalui intravena, dan
dapat menyebabkan terjadinya hipotensi.
ü Antikoagulan (heparin)
untuk membantu mempertahankan integritas jantung, memperpanjang proses
pembekuan darah, sehingga dapat menurunkan kemungkinan pembentukan trombusdan
selanjutnya menurunkan aliran darah.
ü Trombolitik (streptokinase,
activator plasmonogen tipe jringan, anistrepplase) untuk melrutkan setiap thrombus yang telah terbentuk diartei
koroner, memperkecil penyumbatan danjuga luasnya infark.
ü Analgesic
(morfinsulfat) diberikan melalui intravena dengan
dosis meningkat 1 s/d 2 mg, selain menurunkan rasa nyeri morfin sulfat juga
berfungsi menurunkan preload dan aferload dan merelaksasikan bronkus sehingga
oksigenasi meningkat.
ü Pemberin oksigen dimulai
saat awitan nyeri, oksigen yang dihirupakan langsung meningkatkan saturasi
darah, efektifitas teapeutik oksigen ditentukan dengan observasi kecepatan dan
pertukaran gas.
D.
Pengkajian
1.
Aktivitas
/ istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur,
pola hidup menetap,
jadwal olahraga tak teratur.
Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat
/aktifitas.
2.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat IM sebelumnya, penyakit
arterikoroner, masalah tekanan
darah,
diabetesmelitus
Tanda : TD : dapat normal atau naik turun :
perubahan postural dicatat dari
duduk / berdiri
Nadi : dapat
normal : penuh / takkuat, atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian
kapiler lambat : tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung :
bunyi jantung ekstra : s3,s4 mungkin menunjukan gagal jantung / penurunan
kontraktilitasatau komplain ventrikel.
Murmur : bila
ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot papilar.
Friksi :
dicurigai perikarditis.
Edema : distensi
vena juguler, edema dependen / perifer, edema umum, krekels mungkin ada dengan
gagal jantung / ventrikel.
Warna : pucat
atau cianosis / kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa dan bibir.
3.
Eliminasi
Tanda : Normal atau
bunyi usus menurun
4.
Makanan
dan cairan
Gejala : Mual tidak/disertai muntah, bersendawa, nyeri
uluhati, hilang nafsu makan ( anoreksia ).
Tanda : Penurunan
turgor kulit, kulit kering / berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
5.
Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur / saat
bangun, (duduk atau istirahat)
Tanda
: perubahan mental, kelemahan.
6.
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri dada yang timbul mendadak (dapat/tak
berhubungan dengan aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin. (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral, 20% IM ada nyeri)
Lokasi : tipikal
pada dada anterior, substernal, prekordia: dapat menyebar ketangan, rahang
bawah, tidak tertentulokasinya separti epigastrium, siku, rahang, abdomen,
pungung,leher.
Tanda : Wajah meringis, perubhan postur tubuh,
kehilangan kontak mat, respon otomatik : perubahan frekuensi / irama jantung.
Tekanan darah, pernafasan, warna kilit/kelembapan, kesadaran.
7.
Pernapasan
Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea
nocturnal, batuk dengan/tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit
pernafasan kronik.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas
kuat/sesak, pucat atau cianosis,
8.
Itregritas ego
Gejala : Menyangkal gejala penting/adanya kondisi
takut mati
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontakmata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, fokuspaa diri sendiri / nyeri
9.
Higene
Gejala : Kesulitan melakukan tugas keperawatan
10.
Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat
bangun
Tanda : Perubahan mental, kelemahan
11.
Interaksi sosial
Gejala : Stres saat ini cth keluarga kesulitan koping
dengan stresor yang ada, cth
peyakit,perawatan dirumah sakit.
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon
terlaluemosi (marah terus menerus)
E.
Diagnosa keperawatan
1. Ganguan
rasa nyaman : Nyeri b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner
2. Itoleran aktivitas b/d
□
ketidak
seimbangan antara oksigen miokard dan kebutuhanan
□
adanya
iskemia/nekrotik jaringan miokard
□
efek
obat depresan jantung, (penyekat-β, antidisritmia)
3. Ansietas / ketakutan b.d ancaman atau
perubahan kesehatan dan status sosioekonomi.
□
Ancaman
kehilangan / kematian.
□
Tidak
sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan, dan tujuan hidup.
□
Transmisi
interpersonal / penularan.
4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung b/d
□
Perubahan
frekuensi irama, konduksi elektrikal.
□
Penurunan
proload / peningkatan tahanan vaskuler sistemik (TVS)
□
Otot
infark/diskinetik, kerusakan struktural, contoh anurisme ventrikuler, kerusakan
septal.
5. Ggangguan perfusi jaringan b.d
□
Penurunan/penghentian
aliran darah
6. Resiko tinggi kelebihan Volume cairan b/d
□
Penurunan
perfusi organ (ginjal)
□
Peningkatan
natrium / retensi air
□
Peningkatan
tekanan hidrostatikatau penurunan proteinplasma (menyerap cairan dalam area
interstisial / jaringan)
7. Kurangnya pengetahuan b/d
□
Kebutuhan
perubahan pola hidup
□
Tidak
mengenalterapi pascaterapi/kebutuhan perawatan diri
□
Tidak
mengenal sumber informasi
F.
Intervensi
1. Ganguan rasa nyaman : Nyeri b/d iskemia
jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharap Ganguan rasa nyaman
: Nyeri b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner dapat
teratasi.
Kriteria
Hasil : Menyatakan nyeri dada hilang / terkontrol, mendemonstrasikan teknik
relaksasi, menunjukan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak.
Intervensi
:
Mandiri :
ü Pantau/catat karakteristik nyeri, catat
laporan verbal dan respon hemodinamik (cth; meringis, menangis, gelisah,
berkeringat, nafas cepat, tekanan darah/frekuensi janung berubah.
Rasional :
Variasi penilaian dan prilaku
pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan
IM akut tampak sakit, Distraksi, dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan
penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri
hilang, pernafasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan berhubungan
dengan cemas, sementara hilangnya stres menimbulkan tekolamin akan meningkatkan
kecemasan jantung dan TD.
ü Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari
pasien terhadap lokasi; intensitas (0-10): lamanya: Kualitas (dangka /menyebar)
dan penyebaran.
Rasional :
Nyeri sebagai pengalaman
subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu paien untuk menilai nyeri
dengan membandingkanya dengan pengalaman yang lain.
ü Kaji ulang riwayat angina sebelumnya,
nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM.. Diskusikan riwayat keluarga.
Rasional :
Dapat membandingan nyeri yang
ada dari pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi komplikasi seperti
meluasnya infrk , emboli paru, atau perikarditis.
ü Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri
dengan segera
Rasional :
Penundaan pelaporan nyeri
menghambat peredaan nyeri / memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu ,
Nyeri berat sesuai syok dengan meransang sistem saraf simpatis, mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu diaknostik dan hilangnya nyeri.
ü Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas
perlahan, dantindakan nyaman (contoh seperti yang kering / tak terlipat, gosokn
punggung ). Pendekatan pasien dengn tenang dan dengan percaya.
Rasional :
Menurunkan ransang eksternal
dimna ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan
keputusan situasi saat ini.
ü Bantu melakukantehnik relksasi, mis,,nafas
dalam /perlahan, prilaku distraksi,visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional :
Membantu dalam penurunan
persepsi / respon nyeri. Memberikan kontrol situasi, meningkatkan prilaku
positif.
ü Periksatanda vital sebelum dan sesudah
obat narkotik.
Rasional :
Hipotensi/depresi pernafasan
dapat terjadi akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatkan
kerusakan miokardia pada adanya kegagalan vertikel.
Kolaborasi :
ü Berikan Oksigen tambahan dengan kanula
nasal atau masker sesuai indikasi.
Rasional:
Meningkatkan jumlah O2 yang
ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurng ketidaknyamanan sehubungan
dengan iskemia jaringan.
ü Berikan obat sesuai indikasi
Ä Antiangina, contoh nitrogliserin
(Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur.)
Rasional :
Nitrat berguna untuk kontrol
nyeri dengan efek pasodilatasi koroner. meningkatkan aliran darah koroner dan
fungsi miokardia. Efek pasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali ke
jantung (preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan O2.
Ä Penyekat –B contoh antenolol (Tenormin) :
pindolol (visken); propanolol (Indral).
Rasional:
Agen penting kedua untuk
mengontol nyeri melalui efek hambatan ransng simpatis, dengan begitu
menurunkan FJ, TD sistolik, dan
kebutuhan O2 miokard. Dapat diberikan sendiri atau dengan nitrat. Catatan :
Penyaki –B mungkin dikontraindikasikan bil kontraktiluitas
miokardiasangatterganggu, karena inotrofik negatif dapat lebih menurunkan
kontraktilitas.
Ä Analgesik, contoh morfin,meperidin (
Demerol)
Rasional:
Miskipun morfin IV adalah
pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut atau nyeri dada
berulang yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan
sedasi dan mengurangi kerja miokard. Hindari suntikan IM karena dapat menggangu indikator diagnostik CPK dan tidak
diabsorbsi baik oleh jaringan kurang perfusi.
Ä Penyekat saluran kalsium, contoh verafamin
(calan) ; diltiazem (prokardia)
Rasional :
Efek vasodilatasi dapat
meningkatkan aliran darah koroner,sirkulasi kolateral dan menurunkan
freloaddankebutuhan oksigen miokardia.beberapa diantaranya mempunyai properti
anti disritmia.
Ä Anti angioplasti PTCA juga disebut
angioplasti balon.
Rasional :
prosedur ini untuk membuka
sebagian hambatan arteri koroner sebelum terhambat secara total. Mekanisme
tampaknya merupakan kombinasi peregangan pembuluh darah dan tekanan plak.
2.
Itoleran aktivitas b/d
□
ketidak seimbangan antara oksigen miokard
dan kebutuhanan
□
adanya iskemia/nekrotik jaringan miokard
□
efek obat depresan jantung, (penyekat-β,
antidisritmia)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ... x 24 jam diharap Itoleran
aktivitas b/d ketidak seimbangan antara oksigen miokard dan kebutuhanan, adanya
iskemia/nekrotik jaringan miokard, efek obat depresan jantung, (penyekat-β,
antidisritmia) dapat teratasi.
Kriteria
hasil : Mendeminstrasikan toleransi dan aktifitas yang dapat diukur atau maju
dengan frekuensi jantung atau irama dan tekanan darah dalam batas normal pasien
dan kulit hangat merah muda, dan kering. Melaporkan ketidak adanya angina atau
terkontrol dalam rentng waktu selama pemberian obat
Intervensi:
Mandiri:
ü Catat/ dokumentasi frekuensi jantung,
irama, dan perubahan tekaan darah sebelum, selama, sesudah aktifitas sesuai
indikasi. Hubunga dengan laporan nyeri dada/napas pendek..
Rasonal :
Kecendrungan menentukan respon
pasien terhadap aktivitas dan dapat mengidentifikasi penurunan oksigen
miokardia yang memerlukan tigkat aktivitas kembali tirah baring,perubahan
programobat, penggunaan oksigen tambahan.
ü Tingkatkan istirahat batasi aktivitas pada
dasar nyeri atau respon hemodinamik. Berikan aktivitas senggang yang tidak
berat.
Rasional :
Menurunkan kerja miokardiaatau
konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi (contoh : perluasan IM).
ü Batasipengunjung atau kunjungan oleh
pasien.
Rasional :
Pembicaraan yang panjang
sangat mempengaruhi pasien namun periode kunjungan Yang tenang bersifat terapeutik.
ü Anjurkan pasien menghindari peningkatan
tekanan abdomen, contoh mengejan saat devekasi.
Rasional:
Ktivitas yang memerlukan
menahan nafas dan menunduk (manuver valsava) dapat mengakibatkan bradikardi,
juga menurunkan curah jatung dan takikardi dengan peningktan tekanan darah.
ü Jelaskan pola peningkatan bertahap dari
tingkat aktivitas,contoh banghun dari kursi bila tak ada nyer, ambulasi dan
istirahat selama satu jam setelah makan.
Rasional :
Aktivitas yang maju memberikan
kontrol jantung meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas yang berlebihan.
ü Kaji ulang tanda/gejala yang tidak menunjukan
tidak toleran terhadap aktivitasatau memerlukan pelaporan pada perawat/dokter
Rasional:
Palpasi, nadi tidak teratur,
adanya nyeri dada, atau dispnea dapat
mengindikasikan kebutuhan perubahan program olah raga atau obat.
Kolaborasi:
ü Rujuk keprogram rehabilitasi jantung
Rasional :
Memberikan dukungan atau
pengawasan tambahan berlanjut dan
partisipasi proses penyembuhan dan kesejahteraan.
3.
Ansietas / ketakutan b.d ancaman atau
perubahan kesehatan dan status sosioekonomi.
□
Ancaman kehilangan / kematian.
□
Tidak sadar konflik tentang esensi nilai,
keyakinan, dan tujuan hidup.
□
Transmisi interpersonal / penularan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharap
Ansietas/ketakutan b.d ancaman atau perubahan kesehatan dan status sosioekonomi.
Ancaman kehilangan / kematian. Tidak sadar konflik tentang esensi nilai,
keyakinan, dan tujuan hidup. Transmisi interpersonal / penularan dapat
teratasi.
Kriteria
hasil : Mengenal perasaan, mengidentifikasi penyebab, menyatakan penurunan
ansiets atau takut, mendemontrasikan keterampilan pemecahan masalah positif
Intervensi :
Mandiri :
ü Identifikasi pasien dan ketahui persepsi
pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak
perasaan marah, kehilangan, takut.
Rasional :
Koping terhadap nyeri dan
traumaemosi Imsulit.pasien dapattakut mati dan cemas tentang lingkungan. Cemas
berkelanjutan (sehubungan dengan masalah tentang dampak serangan jantung pada
pola hidup selanjutnya masih tak teratasi dan efek penyakit pada keluarga)
mungkin terjadi dalambeberapa derajat selama beberapa waktudn dapat
dimanifestasikan oleh gejala depresi.
ü Catat adanya kegelisahan,
menolak,menyangkal, (afek tak tepat atau menolak mengikuti program medis).
Rasional :
Penelitian terhadap frekwensi
hidup antara individu tipe A atautipe B dan dampak penolakan telah berarti dua
namun penelitian menunjukan beberapa hubungan antara derajat atau ekpresi marah
atau gelisah dan peningkatan resiko IM.
ü Mempertahankan gaya percaya (tanpa
keyakinan yang salah).
Rasional :
Pasien dan orang terdekat
dapat dipengaruhi oleh cemas atau ketidaktenangan anggota timkesehatan.
Penjelasan yang jujur dapat menghilangkan kecemasan. Pasien mungkin tidak
menunjukan masalah secara langsung, tetapi kata-kata atau tindakan dapet menunjukan
masa agitasi,marah, dan gelisah intervensi dapat membantu pasien meningkatkan
kontrol terhadap prilakunya sendiri.
ü Terima tetapi jangan diberi penguatan
terhadap penggunaan penolakan. Hindari konfrontasi.
Rasional :
Menyangkal dapat menguntunngkan
dalam menurnkan cemas tetapi dapat menunda penerimaan tehadap kenyataan situasi
saat itu. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah dan meningkatkan penggunaan
penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan kemungkinan memperkambat penyembuhan.
ü Orientasikan pasien atau orang terdekat
terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. Tingkatkan partisipasi
bila mungkin.
Rasional :
Perkiraan dan informasi dapat
menurnukan kecemasan.
ü Jawab semua pertanyaan secara nyata.
Berikan informasikonsisten ” ulang sesuai indikasi.
Rasional :
Informasi yang tepat tentang
situasi menurunkan takut, hubungan yang asing antara perawat dan pasien, dan
membantu pasien atau orang terdekat untuk menerimasituasi secara
nyata.perhatikan yang diperlukan mungkin sedikit, dan pengulangan informasi
membantu pentimpanan informasi.
ü Dorong pasien atau orang terdekat untuk
mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagai pernyataan dan maalah.
Rasional:
Berbaai informasi membentuk
dukungan atau kenyataan dan dapat menghilangkan tegengan terhadap kekuatiran
yang tidak diekspresikan.
ü Berikan periode istirahat atau waktu tidur
tidakterputus,lingkungan tenang, dengan tive kontrol pasien, jumlah rangsangan
eksternal.
Rasional:
Penyimpanan
energi dan meningkatkan kemampuan koping.
ü Dukung kenormalan proses kehilangan,
melibatka waktu yang perlu untukpenelesaiaan
Rasional:
Dapat memberikn keyakinan
bahwa perasaanya merupaka respon normal terhadap situasi atau perubahan yang
diterima.
ü Berikan privsi dan pasien atau
orang terdekat
Rasional:
Memungkinkan waktu
untuk mengekspresikanperasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.
ü Dorong kemandirian, perawatan
sediri, dan pembuatan keputusan dalam rencana pengobatan
Rasional:
Peningkatan
kemandirian dari staf meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gatal
yang dapat menyertai pemindahan dari unit koroner ataupulang dari rumah sakit.
ü Dorong keputusan tentang harapan
seteah pulang
Rasional:
Membantu pasien atau
orang terdekat untuk mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan
mengahadapi kenyataan adanya keterbatasan kondisi atau memacu penembuhan
Kolaborasi:
ü Berikan anticemas/hipnotik seuai indikasi.
Cth: diazepam (valium), flurazepam (dalmane), lorazevam (ativan)
Rasional:
Meningakatkan relaksasi atau
istirahat dan menurunkan rasa cemas.
4.
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
b/d
□
Perubahan frekuensi irama, konduksi
elektrikal.
□
Penurunan proload / peningkatan tahanan
vaskuler sistemik (TVS)
□
Otot infark/diskinetik, kerusakan
struktural, contoh anurisme ventrikuler, kerusakan septal.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharap Resiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d Perubahan frekuensi irama, konduksi
elektrikal. Penurunan proload / peningkatan tahanan vaskuler sistemik (TVS).
Otot infark/diskinetik, kerusakan struktural, contoh anurisme ventrikuler,
kerusakan septal tidak terjadi.
Kriteria
hasil : Mempertahankan stabilitas hemodinamik cth: tekanan darah curah jantung
dalam rentang normal, melaporkan penurunan episode dispnea, ngina, mendemonstrasikan peningkatan toleransi
terhadap aktifitas
Intervensi :
Mandiri:
ü Auskultasi TD, bandingkan kedua tangan dan
ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa.
Rasional:
Hipotensi dapat terjadi
sehubungan dengan disfungsi pertikel, hipoperfusi miokrdia dan rangsang vagal.
Namun, hipertensi juga penomena umum, kemungkinan behubungan dengan nyeri,
cemas, pengeluaran katekolamin, ataumasalah paskuler sebelumnya. Hipotesi
ortostatik (postural)mungkin berhubungan dengan infakr contoh GJK.
ü Evaluasi kualitas dan kesamaam nadi sesuai
indikasi
Rasional:
Penurunan curah jantung
mengakibatkan menurunnya kelemahan atau kekuatan nadi. Ketidak teraturan diduga
distritmia, yang memerlukan evaluasi lanjud.
ü Catat terjadinya s3,s 4
Rasinal:
S3 biasanya dihubungkan denan
GJK tetapi juga terlihat pada saatnya gagal mitral (regorgitasi) dankelebihan
kerja pentrikel kiri yang disertai infakr. S4 mungkin berhubungan dengan
iskemia miokardia, kekakuan ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.
ü Adanya mur-mur atau gesekan
Rasional :
Menunjukan aliran darah normal
dalam jantung, contoh karup tak baik, kerusakan septum, atau pibrasi otot
popiler atau korda teninea (komplikasi IM).adanya gesekandengan infakr juga
berhubungan dengan inplamasi, contoh eplusi prikardial dan prekarditis.
ü Auskultasi bunyi nafas
Rasional :
Krekels menunjukan kongesti
paru mungkin terjadi karena penurunan fungsi miokardia.
ü Pantau frekuensi jantung dan irama,
catandistritmia melalui teremetri
Rasional :
Frekuensi dan irama jantung
berespon terhadap obat dan aktifitas sesuai dengan terjading komplikasi atau
distritmia ( khususnya kontraksi pentrikel prematur atau blok jantung
berlanjud) yang mempengaruhi fungsi jantung meningkatkan kerusaka iskemik.
Denyutan atau pibrilasi akut atau kronis mungkin terlihat pada arterioroner
atau keterlibatan katub dan mungkin atau tidak mungkin merupakan fungsi
patologi.
ü Catat respon terhadap aktifitas dan
peningkatan istirahat dengan tepat
Rasional :
kelebihan latihan meningkatkan
konsumsi atau kebutuhan oksigendan mempengaruhi fungsi miokardia.
ü Berikan pispot disamping tempat tidur bila
tidak mampu kekamar mandi
Rasional :
Mengupayakan penggunaan
betpans dapat melelahkan dan secara fisiologis penuh stes, juga meningkatkan
kebutuhan oksigen dan kerja jantung.
ü Berikanmakanan kecil atau mudah dikenyah. Batasi asupan kafein cth kopi,coklat,
kola.
Rasional :
Makan besar dapat meningkatkan
kerja miokardia dan menyebabkan rangsang pagal mengakibatkan brakardia
ataudenyut ektopik. Kafein adalah perangsanglangsung kenjantung yang dapat
mengakibatkan frekuensi jantung
ü Sediakanalat atau oabt darurat.
Rasional :
Sumatan koronel tiba-tiba,
disritmia retal, perluasan infakr, atau nyeri adalah situasi yang dapat
mencetuskan henti jantung memerlukan terapipenyelamatan hidup segeraatau
memindahkan keunit perawatan kritis.
Kolaborasi:
ü Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional :
Meningkatkan jumlah sediaan
oksigen untuk kebutuhan miokad,menurunkan iskemia dan diskritmia lanjud.
ü Pertahankan cara masuk IV/heparing lok
sesuai indikasi.
Rasional :
Jalur yang paten penting untuk
pemberian obat darurat pada adanya distritmia atau nyeri dada.
ü Kaji ulang sri EKG
Rasional :
Memberikan informasi
sehubungan dengankemajuan atau perbaikan infakr, status fungi pentrikel,
keseimbangan.elektrolit dan efek terapi obat.
ü Kaji foto dada.
Rasional :
Dapat menunjukan edema paru
sehubungan denga disfungsi fertikel.
ü Pantau data laboratorium: contoh enzim
jantung, GDA, elektrolit.
Rasional :
Enzim memantau perbaikan atau
perluaan infakr. Adanya
hipiksia menunjukan kebutuhan tambahan oksigen. Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia atau hiperkalemiasangat besar berpengaruh irama jnrung atau
kontraktilitas.
ü Berikan obat anti distritmia sesuai
indikasi.
Rasional :
Disritmia biasanya pada secara
sintomatis kecuali untuk pvc,dimana sering mengancam secara propilaksis.
ü Bantu pemasnagan atau mempertahankan pacu
jantung bila digunakan
Rasional :
pemaju mungkin tindaka
dukungan sementara selama faseakut atau penyembuhan atau mungkin diperlikan
secara permanen bila infakr sangat berat merusak sistem kondoksi
5.
Ggangguan perfusi jaringan b.d
□
Penurunan/penghentian aliran darah
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharap Ggangguan perfusi jaringan b/d Penurunan/penghentian
aliran darah dapat teratasi.
Kriteria
hasil : Mendemontrasikan
perfusi yang adekuat secra individual,contoh kulit hangat dan kering pada nadi
perifer/ kuat. Tanda vital dalam batas normal, pasien
sadar / nyeri / ketidaknyamanan.
Intervensi :
Mandiri:
ü Telidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan
metal kontinyu contoh, cems, bingung, latargi, pingsan
Rasional :
Perpusi selebral secara
langsung sehunbungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oeh elektrolot
atau pariasi asam basa, hipiksia, atauemboli sitemik.
ü Lihat pucat, cianosis, belakang, kulit
dingin atau lembab. Catan
kekuatan nadi periper.
Rasinal :
Pasokontaraksi sistemik
diakibatkan oleh penurunan urah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan
perpusi kulit dan penurunan nadi.
ü Kaji tanda homan (nyeripada betisdengan
posisi dorsepleksi) eritemia, edema.
Rasional :
Indikator trombosis vena
dalam.
ü Dorong latiha fasib, hindari latiha
isometrid
Rasinal :
penurunkan atasis vena,
meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboplebitis, namun
latiha iso metrid dapat sangat mempengaruhi curah jantung dengan meningkatkan
kerja miokardia dan kosumsi oksigen.
ü Anjurkan pasien dalam melakukan atau
melepas kaus kaki antiembolik bila digunakan
Rasinal :
Membatasi stasis vena,memperbaiki
aliran balik vena, dan menurunkan resiko tromboplebitis pada pasien yang
terbatas aktifitasnya.
ü Pantau pernafasan, catat kerja pernapasan.
Rasional :
Pompa jantung gagal dapat
mencetuskan disters pernafasan, namun disnea tiba-tiba atau berlanjud menunjukan
komplikasi tromboemboli paru.
ü Kaji fungsi gastrointestinal, catat
anoreksia, penurunanatau tidak ada bising usus, mual/muntah, istensi abdimen,
konstifasi.
Rasional :
Penurunan aliran darah
kemesentri dapat mengakibatka disfungsi gastri intestinal, contoh kehilangan
kristaltik. Masalah potensialatau aktual karena penggunaan analgesik,
menurunkan aktifitas dan perubahan diaet.
ü Pantau pemasukan dan catan perubahan
kelaran urin. Catat berat jenis sesuai indiaksi
Rasional ;
Penurunan pemasukan terus
menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negatif
pada perpusi dan fungsi organ,berat jenis mengukur status hidarasidan fungsi
ginjal.
Kolaborasi :
ü Pantau data laboratorium : gula darah,
kreatinin, elektrolit
Rasional :
Indikator ferpusi atau fungsi
organ
ü Beri obatsesuai indikasi misalnya :
Ä Heparin atau natrium warvarin (cromandin)
Rasional :
dosis rendah heparin mungkin
diberikan secara propilasksis padapasien resikotinggi dapat ( contoh, fibrilasi
atreal,kegemukan, aniorisma ventrikel, atau riwayat tromplebitis) untuk
menurunkan resiko tromboplebitis atau pembentukan trombo mural. Coumanding obat
pilihan untuk terapi anti koaguan jangka panjang atau pasca pulang.
Ä Simetidin (tagement): ranitidin (zantac):
antasida
Rasional :
Menurunkan atau menetralkan
asam lambung, mencegah ketidaknyamanan dan iritasi gaster,khususnya adanya
penurunan sirkulasi mukosa.
6.
Resiko tinggi kelebihan Volume cairan b/d
□
Penurunan perfusi organ (ginjal)
□
Peningkatan natrium / retensi air
□
Peningkatan tekanan hidrostatikatau
penurunan proteinplasma (menyerap cairan dalam area interstisial / jaringan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ... x 24 jam diharap Resiko tinggi kelebihan Volume cairan b/d Penurunan
perfusi organ (ginjal), Peningkatan natrium / retensi air, Peningkatan tekanan
hidrostatikatau penurunan proteinplasma (menyerap cairan dalam area
interstisial / jaringan) tidak terjadi.
Kriteria
hasil : Mempertahankan volume
cairan seperti dibuktikan oleh : tekanan darah dalam batas norrmal, tidak ada distensi vena perifer atau
vena dan edema devenden, paru bersih dan berat badan stabil
Intervensi :
Mandiri :
ü Auskultasi bunyi nafas
Rasinal:
Dapart mengidentifikasikn
edema paru sekunder akibat dekomnsasi jantung
ü Catat DVJadanya edema dependen
Rasional:
Dicurigai adanya gagal
kongesti atau kelebiha volume cairan.
ü Ukur masukan atau pengeluaran cairan,
hitung keseimbanganairan
Rasional:
Penurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perpusi ginjal, retensi natrium atau air, dan penuruna
haluran urin. Keseimbangan cairan positif berulang pada adanya gejala lain
menunjukan kelebuhan volume/gagal jantung.
ü Timbang berat badan setiap hari
Rasional:
Perubahan tib-tiba pada bert
badan menunjukan keseimbangan cairan.
ü Pertahankan pemasukan total cairan 2000
ml/24 jam dalam toleransi kardipaskuler.
Rasional :
Memenuhi kebutuhan cairan
tubuh orang dewasa tetapi memerlukan
pembatasan pada adanya dekompensasi jantung
Kolaborasi :
ü Berikan diet natrium rendah atau minuman
Rasional:
Natrium meningkatkan retensi
acairan dan harus dibatasi.
ü Berikan diuretik, contoh : furosemid
(lazix), hidralazin (apresoline),spironolaktem dengan hidronolakton (aldakston)
Rasional:
Mungkin perlu untukmemperbaiki
kelebihan cairan. Obat pilihanbiasanya tergantung gejala akutatau kronis
ü Pantau kalium sesuai indikasi
Rasional:
Nipokalemia dapat membatasi
keefektipan terapi dandapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurunkalium.
7.
Kurangnya pengetahuan b/d
□
Kebutuhan perubahan pola hidup
□
Tidak mengenalterapi pascaterapi/kebutuhan
perawatan diri
□
Tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ... x 24 jam diharap
Kurangnya pengetahuan b/d Kebutuhan perubahan pola hidup, Tidak mengenalterapi
pascaterapi/kebutuhan perawatan diri, Tidak mengenal sumber informasi dapat
teratasi.
Kriteria
hasil : Menyatakan pemahaman penyakit jantung sendiri, rencana
pengobatan,tujuan pengobatan dan efek samping / reaksi merugikan, Menyebutkan
gejala yang memerlukan perhatian cepat, Mengidentifikasi atau merencanakan pola
hidup yang perlu
Intervensi :
Mandiri :
ü Kaji itngkat pengetahuan pasien atau orang
terdekat dan kemampuan atau keinginan untuk belajar
Rasional:
Perlu untuk pembuatan rencana intruksi
individu. Menguatkan haran bahwa ini akan menjadi pengalana belajar
mengidentifikasi secara verbal kesalahpahaman dan memberikan penjeladsan
ü Waspada tarhadap tanda penghindaran,
contoh mengubah subjek dari informasiatau perilaku ekstrem ( menolak/ioporia)
Rasional;
Mekanisme pertahan alamaih
seperti marah, menolak pentingnya situasi, dapat menghambat belajar,
mempengaruhi respon pasien dan kemampuan mengasimilasi informasi. Peruban untuk
mengurangi pola atau struktur formal mungkin menjadi lebih efektif sampai
pasien atau orang terekat siap untuk menerima/ memahami situasi tersebur.
ü Berikan informasi dalam bentuk informasi
dalam bentuk belajar yang berkreasi, contoh buku program, type audio atau
visual, pertanyaan atau jawaban aktifitas kelompok
Rasional:
Penggunaan metode belajar yang
bermacam-macam meningkatkan penyerapan materi.
ü Beri penguatan penjelasan faktor
resiko,pembatasan diet atau aktifitas, obat, dan gejala yang memerlukan
perhatian mediscepat
Rasional :
Memberikan kasempatan kepada
pasien untuk mencakup inforamsi dan mengonsumsim kontrol atau partisipasi dalam
program rehabilisasi
ü Dorong mengidentifikasi atau penurunan
faktor individu contohmerokok atau mengkonsusmsi alkohol, kegemukan
Rasional:
Perilaku ini atau kimia
mempunyai efek merugikan langsung pada fungsi kardipaskuler dan dapat mengganggupenyembuhan,meningkatkan
resiko terhadap komplikasi
ü Peringatan untuk menghindari
aktifitasisometrik, manover,valsava,dan aktifitas yang memerlukan tang an
diposiskan diatas kepela
Rasional:
Aktifitas ini sangat
meningkatkan kaerja jantung atau konsumsi oksigen miokardia dan dapat merugikan
kontraktilitas atau curahjantung
ü Kaji ulang program meningkatkan
tingkat aktifitas. Didk pasien sehubungan dengan lanjutan aktifitas secar
bertahap, contoh jalan, kerja, reaksi, aktifitas seksual. Berikan pedoman untuk
meningkatkan aktifitas secara bertahap dan intruksi sehubungan dengan freekuansi nadi targaet dan pengambilan nadi
yang tepat.
Rasional:
Bertahap meningkatkan
aktifitas meningkat kankekuatan dan mencegah terlalu keras latihan,dapat
meningkatkan sirkulasi korateral dan memungkin kembalinya pola hidup normal
ü Identifikasi aternatif aktifitaspadahari
dengan cuaca buruk seperti jalan dalam rumah atau berbelanja
Rasional:
Memeberikan program aktivitas
berkelanjutan
Memberi tekanan bawah ini
adalah masalah kesehatan berlanjut dimana dukungan stsu bantuan diperlukan
setelah pulang.
ü Kaji ulang tanda/atau gejala yang
memerlukan penurunan aktifitas dan pelaporanpada pemberi perawatan kesehatan
Rasional:
Meningkatan nadi diatas batas
yang dibuat,terjadinya nyari dada atau dispnea memerlukan perubahan latiha dan
progaram obat.
ü Tekankan pentingnya mengikui peawatandan
mengidentifikasi sumber dimasyarakat atau kelompok pendukung contoh progaram
rahabilitasi jantung, kelompok ”koroner”
Rasional:
Memberi tekanan bahwa ini adalah maalah
kesehatan berlanjud dimana dukungan atau bantuan iperlukan setelah pulang
ü Berikan tekanan pentingnya menghubungi
dokter bila nyeri dad, perubahan pola angina atau terjadi didaerah lain
Rasional:
Evaluasi berkala atau
interfensi dapat mncegah komplikasi
ü Tekankan pentingnya melaporkanterjadinya
demam sehubungan denga nyeri dada menyebar atau tidak khas (pliora,perikardial)
dan nyeri sendi
Rasional:
Komplikasi pasca IM dari
impalamasi prikardial (sindrom desler) memerlukan evaluasi atau intervensi
medis lanjud.
G. Penatalaksanaan
1.
Definisi
Tahap dari
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
2.
Persiapan
Tahap awal
tindakan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam tindakan persiapan meliputi :
ü Review tindakan keperawatan yang
diidentifikasi.
ü Menganalisa pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang diperlukan perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan
dan tipe yang diperlukan untuk tindakan keperawatan .
ü Mengetahui komplikasi dari tindakan
keperawatan yang mungkin timbul prosedur tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan oleh karena itu dilakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang
timbul.
ü Menentukan dan mempersiapkan peralatan
yang diperlukan dalam mempersiapkan tindakan keperawatan yang berhubungan
dengan tujuan harus dipertimbangkan meliputi waktu, tenaga dan alat.
ü Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan keberhasilan sesuai tindakan
keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang nyaman dan aman.
ü Mengidentifikasi aspek hukum dan etik
terhadap resiko pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan
unsur-unsur seperti hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau
dokter, kode etik keperawatan dan hukum keperawatan.
3.
Dokumentasi
Implementasi
Merupakan
pencatatan yang dibuat dalam bentuk tabel dimana berisi tanggal, waktu, nomor
diagnosa, tindakan keperawatan yang dilakukan respon subjektif dan respon
objektif serta paraf dan nama jelas dari perawat tersebut.
H. Evaluasi
1. Definisi
Langkah
terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
2. Klasifikasi
a. Evaluasi
Proses
Kegiatan
yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses keperawatan berlangsung adalah menilai dari respon
klien.
b. Evaluasi
Hasil
Kegiatan
melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan.
ü Tujuan tercapai
Tujuan ini
dikatakan tercapai apabila klien telah menunjukkan perubahan dan kemajuan yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
ü Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini
dikatakan tercapai sebagai apabila tujuan tercapai secara keseluruhan sehingga
masih perlu dicari berbagai masalah adalah penyebabnya.
ü Tujuan tidak tercapai
Dikatakan
tidak tercapai apabila menunujukkan tidak adanya perubahan ke arah kemajuan
kriteria yang diharapkan.
3. Dokumentasi Evaluasi
Merupakan
pencatatan terakhir dari proses keperawatan setelah implementasi adalah
tindakan keperawatan disini dapat diketahui apakah tujuan dari keperawatan
sudah tercapai atau tidak, evaluasi dalam bentuk S,O,A,P.
Daftar pustaka
.
Suddarth
and Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges,
E. Marilyn dkk. 2002. Rencana
Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Arief,
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Noer,
Sjaifoellah .2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=infark+miokard&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta)
at “tuesday 02-april-2008, “08 : 17
pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar