BAB II
TINJAUAN TEORITIS
LEUKEMIA
- Pengertian
Leukemia adalah penyakit noeplasma yang ditandai dengan diferensiasi
dan proliferasi sel induk hematopolefik yang secara maligna melakukan
transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang
normal
(
Greer dkk, 1999 )
Leukemia adalah suatu bentuk kanker yang timbul pada organ
pembuntukan darah dalam tubuh ( limpa, system limpatik, sumsum tulang )
(
Doengoes E. Marilyn )
Leukemia adalah
neoplasma akut atau kronis dari sel – sel pembentuk darah dalam sumsum tulang
dan limpa nadi
(
Reeves, 2001 )
Kesimpulan :
leukemia adalah neoplasma akut yang timbul pada organ pembentukan darah dalam
tubuh
B. Patofisiolagi
1. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
ü
Factor genetic : virus tertentu
menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T sel leukemia lymphoma virus /
HTLV )
ü Radiasi lonisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker
sebelumnya
ü
Terpapar zat-zat kimiawi
seperti benzene arsen., kloramfenikol fenilbutazon, dan agen anti noeplastik.
ü Obat-obat imunosupresi, obat karsinogenik seperti diethylstil
bestrol.
ü
Factor herediter, misalnya pada
kembar monozigot
ü
Kellainan kromosom : sindrom
blooms, trisomi 21 ( syndrome down’s ), trisomi 6 ( syndrome klinefelter’s ),
syndrome fanconi’s, kromosom Philadelphia
positif, telanglektasis.
2. Manifestasi klinis
ü Kelelahan, kelemahan
ü Takikardi, dispneu, takipneu, ronkhi
ü Membrane mukosa lembab
ü Diare
ü Nyeri tekan perianal
ü Anoreksia, muntah
ü Nafas pendek, batuk
ü Demam
ü Nyeri sendi, sakit kepala
ü Nyeri abdomen, gelisah
ü Perubahan menstruasi, impoten
3. Proses penyakit
4. Komplikasi
ü Sepsis
ü Gagal organ
ü Iron deficiency anemia ( IDA )
ü Kematian
Jenis-jenis
leukemia
ü Leukemia Mielogenus Akut
AML mengenai
sel system hematopolefik yang kelak berdiferensiasi kesemua sel meiloid :
monosit, granulosit, eritrosit, dan semua kelompok usia dapat terkena
insidensa, meningkat sesuai bertambahnya usia. Leukemia non limfositik yang
paling sering terjadi.
ü Leukemia mielogenus kronis
CML juga dimasikan dalam system keganasan sel etem myeloid namun
lebih banyak sel normal disbanding bentuk akut sehinga penyakit ini lebih
ringan, CML jarang menyerang indifidu 20th, manisfestasi mirip
dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan
tanda dan gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai
jumlah yang luar biasa, ;imfa membesar.
ü Leukemia limfositik akut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast, sering terjadi
pada anak-anak, laki-laki, lebih banyak disbanding perempuan, puncak iniden
pada usia 4th, setelah usia 15th ALL jarang terjadi,
manifestasi limfosit immature berproliferasi dalam sum-sum tulangdan jaringan
perifer, sehingga mengangu perkembangan sel normal.
ü Leukemia limfosit kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai indifidu usia 50th s/d 70th, manifestasi klinis klien
tidak menunjukkan gejala, baru terdiaknosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit lain.
C. Penatalaksanaan
1.
Tes diagnostic
ü Hitung darah lengkap : menunjukkan normasitik, anemianormositik
ü Haemoglobin : dapat kurang dari 19gr/ 100ml
ü Retikulosit : jumlah biasanya rendah
ü Trombosit : sangat rendah ( < 50000 / mm )
ü SOP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan immature
ü PTT : memanjang
ü LDH : mungkin meningkat
ü Asam urat serum : mungkin meningkat
ü Muramidase serum : peningkatan pada leukemia monositik akut dan
meilomonositik
ü Copper serum : meningkat
ü Zink serum : menurun
ü Foto dada dan biopsy nodus limfe : dapat mengindikasikan zat derajat
keterlibatan
2.
Terapi
ü Penatalaksanaan kemoterapi
ü Irradiasi cranial
ü Terdapat tiga fase penatalaksanaan kemoterapi :
- fase indikasi
dimulai pada 4 s/d 6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase
ini diberikan terapi kortikostreroid ( predenison), vincristine, lasparaginase.
Fase indikasi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau
tidak ada, dalam sum-sum tulang ditemukan jumlah sel muda < 5%
- fase profilaksis
system saraf pusat
pada fase ini
diberikan terapi methotreate, cytarabin dan hydrocotison melalui intra thecal
untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi cranial dilakukan
hanya pada klien leukemia yang mengalami ganguan SSP
- konsolitasi
pada fase ini
kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan /
bulan, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respond sum-sum tulang
terhadap pengobatan
- PENGKAJIAN
Aktivitas
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan; ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas biasa nya
Tanda : kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardi, mur-mur jantung, kulit, membrane mukosa pucat.
Defisit syaraf cranial dan atau tanda perdarahan serebral.
Eliminasi
Gejala : Diare, nyeri tekan perianal, nyeri , darah merahterang pada
tisu, feses hitanm , darah pada urine ,peunrunan haluaran urine.
Integritas ego
Gejala : derasan tak berdaya atau tidak ada harapan.
Tanda : Depresi , menarik diri , ansietas , takut, marah , mudah
terangsang. Perubahan alam perasaan , kacau.
Makanan / cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan , anoreksia , muntah , perubahan
rasa / penyimpangan rasa. Penurunan BB , faringitis , disfagia.
Tanda : Distensi abdomen , penurunan bunyi usus , splenomegali ,
hepatomegali , ikterik , stomatitis , ulkus mulut , hipertropi gusi.
Neurosensori
Gejala : Kurang / penurunan koordinasi – koordinasi , perubahan alam
perasaan , kacau , disorientasi , kurang konsentrasi , pusing ; kebas ,
kesemutan , parestesia.
Tanda : Otot mudah terangsang , aktivitas kejang.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : Nuyeri abdomen , sakit kepala , nyeri tulang / sendi nyeri
tekan sternal , kram otot.
Tanda : Perilaku berhati-hati / distrajksi , gelisah , focus pada
diri sendiri.
Pernafasan
Gejala : Nafas pendsek dengan kerja minimal.
Tanda : Dispnea , takipnea , batuk , gemericik , ronki.
Keamanan
Gejala : Riwayat infeksi sat
ini / dahulu , jatuh
Gangguan penglihatan / kerusakan , perdarahan spontan tak terkontrol
dengan trauma minimal.
T anda : Demam , infeksi , kemerahan ,purpura , perdarahan refinal ,
perdarahan gusi atau epistaksis , pembesaran nodus limfe , atau hati.
papiledema , dan eksoftalmus ilfiltral leukemia pada dermis.
Seksualitas
Gejala : Perubahan libido , Perubahan aliran menstruasi , menoragia
, impotent.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala: Riwayat terpanjang pada kimiawi misal : benzeue , fenilbatazone
, dan kloramfenikol , kadar lonisasi , radiasi berlebihan. Pengobatan kemoterapi sebelumnya , khususnya agen
pengkelat.
Pertimbangan: DRG menunjukkan berapa lama dirawat 3,9 hari
Rencana pemulangan : dapat memerlukan bantuan dalam terapy dan
pengobatan atau alat , belanja ,persiapan makan aktivitas perawatan diri
pemeliharaan rumah , transportasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggio terhadap infeksi b.d tak adekuat pertahan sekunder :
Gangguan
dalam kematangan , SDP ( granulosit rendah dan jumlah limfosit
abnormal ), peningkatan jumlah limfosit imatur imunosupresi ; Penekanan sumsum
tulang ( efek terapi / tranplantasi ), Prosedur invasive , Malnutrisi ; Penyakit
kronis.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan
berlebihan , Misal : muntah , perdarahan
, diare. Penurunan pemasukan cairan cth : status hipermetabolik , demam
, predisposisi untuk pembentukan batu ginjal.
Nyeri b.d Agen fisikel Misal : pembesaran organ / nodus , limfe
sumsusm tulang yang dikemas dengan sel leukemik , Agen kimia dan manifestasi
psikologis. ( ansietas , takut )
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ; penurunan cadangabn umum
, peningkatan laju metabolic dari produksi leukosit masif , ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutahan oksigen ( anemia / hipoksi ), Pembatasan terapeutik
( isolasi / tirah baring ) ; efek obat terapy.
Kurang pengertahuan tentang penyakit prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang terpejan pada sumber , salah interpretasi , informasi /
kurang mengingat.
INTERVENSI
Diagnosa 1
Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah /
menurunkan resiko infeksi
Menunjukkan tehnik , perubahan pola hidup untuk meningkatkan
keamanan lingkungan , meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
Tempatkan pada ruangan khusus , batasi pengunjung bila di indikasi
Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua petugas
dan pengunjung.
Observasi suhu , demam sehubungan dengan takikaria , hipotensi
perubahan mental samara.
Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan
kemoterapy
Cegah menggigil ; tingkat cairan , berikan mandi kompres
Dorong sering mengubah posisi , nafas dalam , batuk
Auskultasi bunyi nafas , perhatikan gemerik , ronki.
Rawat pasien dengan lembut , linen kering / tidak kusut
Inspeksi kulit untuk nyeri tekan , area eritematosus ; luka terbuka
Inspeksi membrane mukosa mulut , berikan kebersihan mulut baik
Tingkatkan kebersihan perianal
Berikan periode iustirahat tanpa gangguan
Dorong peningkatan masukkan makanan tinggi protein
KOLABORASI
Awasi pemeriksaan Lab ( DL , perhatikan apakah SDP turun /
tiba-triba terjadi perubahan pada neutrofil : kultur gram
Kaji ulang seri foto dada
Berikan obat sesuai indikasi : Cth Antibiotik
Hindari antipieretik yang mengandung aspirin
Berikan diet rendah bakteri Misal:makanan di masak.
Diagnosa 2
Tujuan : Mengatasi kekurangan volume cairan
Kriteria hasil : Menunjukkan volume jaringan adekuat , dibuktikan
oleh tanda vital stabil , nadi terba , haluaran urine , berat jenis dan PH
dalam batas normal.
Mengidentifikasi faktor resiko individual dan intervensi yang tepat
Melakukan perubahan pola hidup / perilakuy untuk mencegah terjadinya
deficit volume cairan.
Intervensi :
Awasi masukan / haluaran . hitung kehilangan tak kasat mata dan keseimbangan cairan
Perhatikan penurunan pada adanya pemasukan adekuat ukur berat jenis
dan PH urine
Timbang BB setiap hari
Awasi tekanan darah dan
frekuensi jantung
Evaluasi turgor kulit , pengisian kapiler dan kondisi umum membranb
mukosa
Perhatikan adanya mual , demam
Dorong cairan 3-4 L/ hari bila masukkan oral dimulai
Inspeksi kulit / membrane mukosa untuk ptekie , area ekimotik
perhatiakan perdarahan gusi , darah warna karat atau samara feses dan urine
Impleentasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan / perdarahan
Batasi perawatam oral untuk mencuci mulut bila di indikasi kan (campuran ¼ tsp soda
kue dalam air 120-240 cc atau hydrogen proksida dalam air)
Berikan diet halus / lunak
KOLABORASI
Berikan cairan IV sesuai indikasi
Awasi pemeriksaan Lab ( trombosit, HB , HT, pembekuan )
Berikan SDM , trombosit, faktor pembekuan
Pertahankan alat ASKES vasikuler central eksternal ( kateter
subklavia , tunneld , atau port implant )
Berikan obatr sesuai indikasi ( ondasetron {zofram} ), allopurineol
(zyloprin) , kalium asetat / sitrat , natrium bikarbonat
Pelunak feces.
Diagnosa 2
Tujuan : berkurangnya nyeri ( akut )
Criteria hasil : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, menunjukan
perilaku penaganan nyeri, tampak rileks dan mampu tidur / istirahat dengan
tepat
Intervensi :
Selidiki keluhan nyeri.
Perhatikan perubahan pada derajat dan sisi ( gunakan skala 1-10 )
The King Casino Company - Ventureberg
BalasHapusIt was born ventureberg.com/ in 1934. The Company offers luxury hotels, If you don't 출장마사지 have a poker room in your house, then you'll find jancasino a https://deccasino.com/review/merit-casino/ poker room in the casinosites.one