Selasa, 02 September 2014

askep Hepatitis


LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATITIS
A.    Pengertian
Hepatitis  adalah   Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat sembuh sendiri dan tersebar diseluruh dunia, biasanya ditularkan melalui penelanan bahan – bahan yang terinfeksi secara oral tetapi terkadang – kadang dapat juga secara parenteral.
( Keperawatan Medical Bedah edisi 8, vol :3 )
Hepatitis adalah    Penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama ditularkan secara parenteral tetapi juga dapat secara oral, melalui hubungan yang eratantara pnderita dengan orang lain, dan dari ibu ke bayi nya.
( Kamus Saku Keperawatan edisi 31 )
Hepatitis adalah    Penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan akut.
( Kapita Selekta Kedokteran )
Kesimpulan :
Hepatitis adalah    Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menular ke orang lain, yang bersifat akut dan kronik.

B.     Patofisiologi
1.      Etiologi
Ada 6 jenis virus penyebab hepatitis :
a.       Virus hepatitis A
b.      Virus hepatitis B
c.       Virus hepatitis C
d.      Virus hepatitis D
e.       Virus hepatitis E
f.       Virus hepatitis G
2.      Manifestasi klinis
1.      Anoreksia
2.      Nausea
3.      Vomiting
4.      Fatigue
5.      Malaise
6.      Antralgia
7.      Mialgia
8.      Nyeri kepala
9.      Fotofobia
10.  Faringitis
11.  Batuk
12.  Koriza dapat mendahului timbulnya ikterus selama 1 – 2 minggu
13.  Apabila hepar sudah mulai membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas.
14.  Demam dengan suhu 38 – 390 C, lebih sering ditemukan pada hepatitis A, kadang dapat mencapai 400 C.
15.  Urine berwarna gelap ( seperti teh )
16.  Dengan timbulnya gejala kuning / ikterus, maka biasanya gejala prodromal menghilang.
17.  Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan
18.  Splenomegali dapat ditemukan pada 10 – 20 % pasien
3.      Proses Perjalanan Penyakit
Virus masuk kealiran darah melalui membrane mukosa

Merusak kulit untuk mencapai hati

Masa inkubasi 6 minggu – 6 bulan

Demam ( respons infeksi )
 


Ruam, kekuningan, nyeri perut dan mual

Hepatitis
4.      Komplikasi
a.      Komplikasi Ringan
·         Kolestasis berkepanjangan
·         Relapsing hepatitis
·         Hepatitis kronis persisten dengan gejala asimtomatik dengan AST fluktuatif
b.      Komplikasi Berat
·         Hepatitis kronis aktif
·         Sirosis hati
·         Hepatitis fulminan / karsinoma hepatoseluler
·         Anemia aplastik, glumerulonefritis
·         Necrotizing vasculitis / mixed cryoglobulinemia
C.    Penatalaksanaan
1.      Medis
a.      Pemeriksaan Diagnostik
!    Tes fungsi hati
Abnormal ( 4 – 10 X dari normal ), catatan : merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus
!    AST ( SGOT ) / ALT ( SGPT )
Awalnya meningkat, dapat meningkat 1 – 2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
!    Darah lengkap
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM ( gangguan enzim hati ) atau mengakibatkan perdarahan
!    Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada ( splenomegali )

!    Diferensial darah lengkap
Luekositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.
!    Alkali Fosfatase
Agak meningkat ( kecuali ada kolestasis berat )
!    Feses
Warna tanah liat, steatorea ( penurunan fungsi hati )
!    Albumin serum
Menurun
!    Gula darah
Hiperglikemia transien / hipoglikemia ( gangguan fungsi hati )
!    Anti – HAVIgM
Positif pada type A
!    HbsAG
Dapat positif ( type B ) atau negative ( type A ), catatan : merupakan diagnostic sebelum terjadi gejala klinik
!    Masa protrombin
Mungkin memanjang ( disfungsi hati )
!    Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg / 100 ml ( bila diatas 200 mg / ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler )
!    Tes ekskresi BSP
Kadar darah meningkat
!    Biopsi hati
Menunjukan diagnosis dan luasnya nekrosis
!    Skan hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
!    Urinalisa
Peninggian kadar bilirubin : protein / hematuria dapat terjadi
b.      Farmakoterapi
1.      Berikan faksin hepatitis
2.      Tidak ada terapi medika mentosa karena pasien dapat sembuh sendiri
3.      Obat antiemetic golongan metoklopramid
4.      Berikan vitamin K bila terdapat pemanjangan masa protromlan
2.      Keperawatan
a.       Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitif
b.      Perbaikan hygiene makanan dan minuman
c.       Perbaikan hygiene sanitasi lingkungan dan pribadi
d.      Isolasi pasien
D.    Pengkajian
1.      Aktivitas / istirahat
Gejala        :           kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2.      Sirkulasi
Tanda        :           bradikardia ( hiperbilirubinemia berat )
Ikterik pada sclera, kulit, membrane mukosa.


3.      Eliminasi
Gejala        :           Urine gelap
Diare konstipasi, feses warna tanah liat
Adanya / berulangnya hemodialisa
4.      Makanan dan cairan
Gejala        :           Hilang nafsu makan ( anoreksia ), penurunan berat
badan atau meningkat ( edema ), mual, muntah
Tanda        :           Asites
5.      Neurosensori
Tanda        :           Peka ransang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
6.      Nyeri/kenyamanan
Gejala        :           Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
Mialgia, artalgia, sakit kepala
Gatal ( pruritus )
Tanda        :           Otot tegang, gelisah
7.      Pernapasan
Gejala        :           Tidak minat/enggan merokok ( perokok )
8.      Keamanan
Gejala        :           Adanya transfuse darah/produk darah
Tanda        :           Demam.
Urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan.
Eksaserbasi, jerawat.
Angioma jarring-jaring, eritema palmar, ginekomastia ( kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik ).
Splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.
9.      Seksualitas
Gejala        :           Pola hidup/perilaku meningkat resik terpajan ( contoh                             homoseksual aktif/beseksual pada wanita )
10.  Penyuluhan/pembelajaran
Gejala        :           Riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus, bakteri
atau toksin ( makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah atau darah ); pembawa ( simtomatik atau asimtomatik ); adanya prosedur bedah dengan anastesia haloten; terpajan pada kimia toksin ( contoh karbon tetraklorida. Vinil klorida ); obat resep ( contoh sulfonamide,fenotiasid, isoniazid ).
Perjalanan/migrant dari cina, afrika, asia tenggara, timur tengah ( hepatitis B ( HB ) endemic diarea ini ).
Obat jalanan ( IV ) atau penggunanan alcohol
Diabetes, GIK, atau penyakit ginjal.
Adanya infeksi seperti flu pada pernapasan atas.
Pertimbangan                    :           DRG menunjukan rerata lama dirawat :
6,7 hari
Rencana pemulangan        :           Mungkin memerlukan bantuan dalam
tugas pemeliharaan dan pengaturan rumah.


E.     Diagnosa Keperawatan
1.      Intoleransi aktivitas b.d
!    Kelemahan umum : penurunan kekuatan / ketahanan ; nyeri
!    Mengalami keterbatasan aktivitas ; depresi
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
!    Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic : anoreksia, mual / muntah
!    Gangguan absorbsi dan metabolism pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflex visceral ), empedu tertahan.
!    Peningkatan kebutuhan kalori / status hipermetabolik
3.      Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d
!    Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga ( asites )
!    Gangguan proses pembekuan
4.      Rendah situasional, harga diri b.d
!    Gejala jengkel / marah, terkurung / isolasi, sakit lama / periode penyembuhan
5.      Resiko tinggi terhadap infeksi b.d
!    Pertahanan primer tidak adekuat ( contoh leucopenia, penekanan respons inflamasi ) dan depresi imun
!    Malnutrisi
!    Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada pathogen
6.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit / jaringan b.d
!    Zat kimia ; akumulasi garam empedu dalam jaringan
7.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
!    Kurang terpajan / mengingat : salah interpretasi informasi.
!    Tidak mengenal sumber informasi
F.     Intervensi
1.      Intoleransi aktivitas b.d
!    Kelemahan umum / penurunan kekuatan/ketahanan; nyeri
!    Mengalami keterbatasan aktivitas; depresi
Mandiri:
!    Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional          :           Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energy yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah kekaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke sel hati.
!    Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatankulit yang baik.
Rasional          :           Meningkatkan fungsi pernapasan dan
meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kerusakan jaringan

!    Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional          :           Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa
gangguan.
!    Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
Rasional          :           Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
!    Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi
Rasional          :           Meningkatkan relaksasi dan penghematan
energy, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
!    Awasi terulangnya anoreksia dan nyerri tekan pembesaran hati.
Rasional          :           Menunjukan kurangnya resolusi/eksaserbasi
penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
Kolaborasi :
!    Berikan antidote atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi ( contoh lavase, katarsis, hiperventilasi ) tergantung pada pemajanan.
Rasional           :           Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik
dapat membatasi derajat kerusakan jaringan.
!    Berikan obat sesuai indikasi: sedative, agen antiansietas, contoh diazepam ( valium ); lorazepam   ( antivan ).
Rasional          :           Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
Catatan : penggunanan barbiturate dan tranquilizer seperti compazine dan thorazine, dikontraindikasi sehubungan dengan efek hepatotoksik.
!    Awasi kadar enzim hati
Rasional          :           Membantu menentukan kadar aktivitas tepat,
sebagai peningkatan premature pada potensial resiko berulang.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
!    Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic ; anareksia, mual/muntah.
!    Gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflek visceral ), empedu bertahan.
Mandiri :
!    Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar
Rasional          :           Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksi. Anoreksi juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari
!    Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional          :           Menghilangkan rasa tak enak dapat
meningkatkan nafsu makan
!    Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
Rasional          :           Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan pemasukan
!    Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari
Rasional          :           Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat
lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.
Kolaborasi :
!    Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi
Rasional          :           Berguna dalam membuat program diet untuk
memnuhi kebutuhan individu, metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleran, masukan normal atau lebih protein akan membantu regenarasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat ( contoh hepatitis kronis ) karena akumulasi produk akhir metabolisme protein dapat mencetuskan hepatic ensefalopati.
!    Awasi glukosa darah
Rasional          :           Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi,
memrlukan perubahan diet/pemberian insulin.

!    Berikan obat sesuai indikasi :
Antiemetik, contoh metalopramide (reglan); Trimentrobenzamid (tigan).
Rasional          :           Diberikan ½ jam sebelum makan, dapat
menurunkan mual dan meningkatkan toleransi pada makanan. Catatan : Compazine dikontraindikasikan pada penyakit hati
!    Antasida, contoh Mylanta, titralac
Rasional          :           Kerja pada asam gaster, dapat menurunkan
iritasi/risiko perdarahan


!    Vitamin contoh B komplek,C, tambahan diet lain sesuai indikasi
Rasional          :           Memperbaiki kekurangan dan membantu proses
penyembuhan
!    Terapi steroid, contoh prednisone ( deltasone ) tunggal atau kombinasi dengan azatioprin ( imuran )
Rasional          :           Steroid dikontraindikasikan karena
meningkatkan risiko berulang / terjadinya hepatitis kronis pada pasien dengan hepatitis virus. Namun, efek anti inflamasi mungkin berguna pada hepatitis aktif kronis ( khususnya idiopatik ) untuk menurunkan mual / muntah dan memampukan pasien untuk mengkomsumsi makanan dan cairan. Steroid dapat menurunkan aminotransferase serum dan kadar bilirubin, tetapi tidak mempengaruhi nekrosis hati atau regenerasi. Kombinasi terapi mempunyai efek samping lebih sedikit. 
!    Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan
Rasional          :           Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan
kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.



3.      Resti kekurangan volume cairan b.d
!    Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ke 3 (asites).
!    Gangguan proses pembekuan
Mandiri :
!    Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian. Catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional          :           Memberikan informasi tentang kebutuhan
penggantian/efek terapi. Catatan : Diare dapat berhubungan dengan respons terhadap infeksi dan mungkin terjadi sebagai masalah yang lebih serius dari obstruksi aliran darah portal dengan kongesti vaskuler pada traktus GI atau sebagai hasil penggunaan obat ( neomycin ) laktulosa untuk menurunkan kadar ammonia serum pada adanya ensefalopati hepatic.
!    Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
Rasional          :           Indikator volume sirkulasi/perfusi.
!    Periksa asites atau pembentukan edema. Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional          :           Menurunkan kemungkinan perdarahan
kedalaman jaringan.
!    Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional          :           Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
!    Observasi tanda perdarahan . contoh hematuria/melena, ekimosis, perdarahan terus menerus dari gusi/bekas injeksi.
Rasional          :           Kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi
memenjang bila absorbsi vitamin K tergantung pada traktus GI dan sintesis protrombin menurun karena mempengaruhi hati.
Kolaborasi :
!    Awasi nilai labolatorium, contoh Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu pembekuan.
Rasional          :           Menunjukan hidrasi dan mengidentifikasi retensi
natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan edema. Defisit pada pembekuan potensial beresiko perdarahan.
!    Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit ;
Rasional          :           Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
!    Protein hidrolisat;
Rasional          :           Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat
membantu mengembalikan cairan dari jaringan kesistem sirkulasi.
!    Vitamin K;
Rasional          :           Karena absorbs tergantung, penambahan dapat
mencegah masalah koagulasi, yang dapat terjadi bila factor pembekuan/waktu protrombin ditekan.
!    Antasida atau reseptor H2 antagonis, contoh simetidin ( tagamet )
Rasional          :           Menetralisir/menurunkan sekresi gaster untuk
merendahkan resiko iritasi/perdarahan gaster
!    Obat – obat anti diare, misal ; difenoksilatdan atripin ( lomotil )
Rasional          :           Mengurangi kehilangan cairan / elektrolit dari
saluran GI
!    Plasma beku segar ( fresh frozen plasma / FFP )
Rasional          :           Mungkin diperlukan untuk menggantikan factor
pembekuan pada adanya defek koagulasi


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar