Selasa, 30 September 2014

DISTOSIA (askep)


DISTOSIA

       I.      Pngertian
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)

Distosia adalah persalinan yang sulit
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)

    II.      Etiologi
               Distosia dapat disebabkan oleh :
1.      Kelainan tenaga/ power
2.      Kelainan jalan lahir/ passage
3.      Kelainan letak dan bentuk janin/ passager

 III.      Klasifikasi
A.    Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan

Jenis kelainan :
                               Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal
-          Inersia uteri pimer
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan
-          Inersia uteri sekunder
Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu yang lama
-          Tetania uteri (hypertonic  uterin contraction)
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim
-           Incoordinate uterin action
Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a.             Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida
b.            Herediter
c.             Emosi dan kekuatan
d.            Kelainan uterus
e.             Kesalahan pemberian obat
f.             Kesalahan pimpinan persalinan
g.             Kehamilan kembar dan post matur
h.            Letak lintang

B.     Jenis kelainan jalan lahir
1.      Kelainan bentuk panggul
       Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin
-          Panggul naegele
-          Panggul robert
-          Split pelvis
-          Panggul asimilasi
      Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul
-          Rakhitis
-          Osteomalasia
-          Neoplasma
-          Atrofi, karies, nekrosis
-          Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea
      Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
-          Kiposis
-          Skoliosis
-          Spondilolitesis
      Perubahan bentuk karena penyakit kaki

2.      Kalainan traktus genitalia
a.       Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan infeksi
b.       Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa tumor
c.       Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinoma
d.       Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus abnormal
e.        Pada ovarium terdapat beberapa tumor

C.    Jenis Kelainan Janin
1.      Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :
a.       Letak sunsang
b.      Letak lintang
2.      Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
      Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor dileher)
      Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
      Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
      Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
      Kembar siam


 IV.      Manifestasi Klinik
a.       Ibu :
a.             Gelisah
b.            Letih
c.             Suhu tubuh meningkat
d.            Nadi dan pernafasan cepat
e.             Edem pada vulva dan servik
f.             Bisa jadi ketuban berbau
b.      Janin
      DJJ cepat dan tidak teratur

    V.      Manajemen Terapeutik
      Penanganan Umum
-  Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
-  Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
-  Kolaborasi dalam pemberian :
Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM)
Perbaiki keadaan umum
 Dukungan emosional dan perubahan posisi
 Berikan cairan

      Penanganan Khusus
1.      Kelainan His
      TD diukur tiap 4 jam
      DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
      Pemeriksaan dalam :
§  Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
§  Berikan analgetik seperti petidin, morfin
§  Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
2.      Kelainan janin
      Pemeriksaan dalam
      Pemeriksaan luar
      MRI
      Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan
3.      Kelainan jalan lahir
Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium) persalinan dengan SC



 VI.      ASUHAN KEPERAWATAN
I.        Pengkajian
1.      Identitas Klien
2.      Riwayat Kesehatan
a.       RKD
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b.      RKS
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c.       RKK
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
3.      Pemeriksaan Fisik
                               Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
                             
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
                             
  Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan

                                Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
      
Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
   
   Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang

II.    Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
3.      Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan
4.      Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan lama
5.      Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
6.      Cemas b/d persalinan lama

III. Intervensi
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria : -    Klien tidak merasakan nyeri lagi
-          Klientampak rilek
-          Kontraksi uterus efektif
-          Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a.       Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomen
Rasional :  Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
b.      Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien
c.       Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
Rasional :  Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
d.      Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
Rasional :Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan   mengurangi rasa nyeri
e.       Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari
f.       Kolaborasi :
-          Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter
Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat
-          Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan

2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari
Kriteria : -    DJJ dalam batas normal
-          Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a.       Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi
Rasional : Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama
b.      Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus
Rasional :  DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.
c.       Catat kemajuan persalinan
Rasional :  Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan
                  fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi berat, haemoragi karena atonia/ rupture uterus. Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cedera
d.      Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial
Rasional :  Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin selama proses melahirkan karena itu persalinan sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien dengan virus herpes simplek tipe II
e.       Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit
Rasional : Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer oksigen kejanin
f.       Posisi klien pada posisi punggung janin
Rasional :Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang

IV. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan

V.    Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar