DENGUE
HAEMORRHAGIC FEVER
(
DHF )
- KONSEP DASAR
- Pengertian
Dengue
haemorrhagic fever ( DHF ) adalah sutu penyakit jerman bart yang sering
mematikan disebabkan oleh virus, ditandai peningkatan permeabilitas kapiler,
dan kelainan hemostasis ( Nelson, 2000
).
Dengue
haemorrhagik fever ( DHF ) adlah penyakit febris virus akut, sring kali
disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang ataupun sendi, otot, ruam dan
leucopenia ( Monika Ester ,1998 ).
Dengue
haemorrhagik fever ( DHF ) adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aedes ( St. Karolus, 1997 ).
Dengue
haemorrhagik fever ( DHF ) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (
Arthopodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes ( aedes albopictus
dan Aedes aegypti ) ( Ngastiyah, 1997 ).
Kesimpulan
Dengue
haemorrhagik fever ( DHF ) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
arbovirus dan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ditandai
dengan adanya peningkatan permeabilitas kapiler, sakit kepala, nyeri tulang
atau sendi, ruam dan leucopenia.
- Etiologi
Arbovirus
( Arthopodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes
albopictus dan Aedes aegypti ) (Ngastiyah< 1997 ).
- Proses penyakit
Masuknya
arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus menyebabkan tubuh membentuk anti spesifik dalam darah akan
dilepaskan dan terbentuklah antigen antibody yang menempel pada dinding pembuluh
darah akan mengeluarkan zat mediator peradangan seperti bradikinin dan
histamine serta adanya respon peradangan yang dapat meningkatan suhu tubuh (
Hipertarmi ) pada system komplemen akan melepaskan anafilaktosin yang dapat
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang akan menyebabkan kebocoran plasma dan aliran darah ke vaskuler menjadi
menurun dan kejaringan juga menurun, jika kejaringan otak akan menyebabkan
penurunan kesadaran, jika aliran kevaskuler menurun dan banyak cairan
diekstavskuler dan menumpuk dirongga pleura akan menyebabkan epusi pleura.
Jika
kelompok antigen antibody menempel pada pembuluh darah dapat menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah dan terputusnya kontinuitas jaringan pembuluh
darah yang dapat menyebabkan aliran darah menurun dimana oksigen yang dibawa oleh
darah menurun, mengakibatkan metabolisme anaerob dan timbul gejala lemah.
Agresi trombosit dapat memusnahkan system retikulo endotel ( RES ) akan
menyebabkan spenomegali akan timbul
gejala mual, muntah dan trombositopenia dapat meningkatkan trombosit tidak
mampu lagi menyumbat kapiler karena kerja dari trombosit sebagai pembekuan
darah terganggu dan darah yang keluyar dari kapiler menumpuk dibawah kulit dan
terdapat ptekie ( Ilmu Kesehatan anak jilid 2, Jakarta, FKUI ).
- Patofisiologi (
bagan )
Infeksi virus dengue
Demam, anoreksia, Hepotomegali Trombosopenia
Muntah
Manifestasi Komplek AGAB
Perdarahan
komplemen
Permeabilitas I
Vaskuler naik
Dehidrasi
Kebocoran
plasma
II
- Hemakonsentrasi
- Hipoproteinemia
- Effusi pleura
- Asites
Demam dengue
Derajat
Hypovolemik
III
D/C Syok
Anoxia
Asidosis IV
Perdarahan
Saluran cerna
Meninggal
- Manifestasi
klinis.
·
Demam yang terus menerus selama 1-5 hari
·
Lemah
·
Nafsu makan berkurang
·
Mual muntah
·
Nyeri pada kedua sampai ketiga demam muncul bentuk
perdarahan seperti perdarahan dibawah kulit ( petekie ) perdarahan gusi,
epistaksis, sampai perdarahan hebat sampai muntah darah akibat perdarahan
lambung, melena dan hematuri
Menurut WHO pada tahun 1986, DHF
klasifikasikan berdasarkan beratnya derajat penyakit, secara klinis dibagi
menjadi :
Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdaraahan
sepontan
Derajat II : Derajat I dan disertai sepontan pada kulit atau ditempat
lain.
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekana
darah rendah ( hipotensi
),gelisah,sianosis sekitar mulut,hidung dan ujung jari ( tanda-tanda dini
rajatan )
Derajat IV : Komplikasi mulas
- Komplikasi :
a.
Perdarahan luas, seperti Heppatomegali.
b.
Syok
c.
Pleural effusion
d.
Penurunan Kesadaran
- Penatalaksanaan
medis
- Test Diagnosa
v pemeriksaan labolatorium darah
IgG dengue: positif, Trombosit :
menurun ( trombositomenia ); Hematokrit meningkat : lebih dari 20 %, merupakan
indicator akan timbilnya rejatan ; Hemogolobin meningkat : lebih dari 20 %
lekosit’ menurun ( lekopenia )
v
Pemeriksaan Urine
Albuminuria
v
Foto Torak
Pleura
Effusion
- Terapi
§ Pemberian antipiretik seperti
paracetamol untuk mengatasi demam.
§ Pemberian cairan intra pena ( biasanya
ringer laktat, NsCL ) dalam keadaan syok berat diberikan cairan Ringer Laktat
Secara cepat ( diguyur ) slama 30 menit.jika terjadi perdarahan, anjurkan untuk
pemberian transfuse.
§ Pemberian antibiotic bila
terdapat tanda-tanda infeksi sekunder.
§ Bila timbul kejang dapat
diberikan diazepam
§ Diet makanan lunak
- Asuhan Keperawatan
- Penkajian
Keperawatan
a). Identitas Klien
Nama,umur,( pada DHF paling rinci
sring menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun ), Jenis kelamin,
Alamat,Pendidikan<Nama Orang Tua, Pendidiikan orang tua danpekerjaan orang
tua.
b). Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menomjol pada
pasien DHF untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah
c). Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas
mendadak yang disertai mengigil dan saat demam kesadaran kompos menthis.
Turunya panas terjadi antara hari ke -3 dan ke-7.dan anak smakin lemah. Kadang-kadang
disertai keluhan batuk,pilek ,mual.muntah,anareksia,diare/konstipati,sakit
keepala,nyeri otot dan persndian,nyeri uluhati dan p[ergerakan bola mata terasa
pegal,serta adanya manipestasi pendarahan pada kulit, gusi, ( grade III, IV )
melena atau hemastemesis
d). Riwayat Penyakit Yang Pernah
Diderita
Penyakit apasaja yang pernah
diderita , pada DHF anak biasa mengalami serangan DHF dengan type Virus lain
e). Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan
yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan
f). Riwayat Gizi
Setatus GiZi anak yang menderita
DHF dapat berfariasi, semua anak yang bersetatus gizi baik maupun bunruk dapat
berisiko, apabila terdapat paktor predisposisinya anak yang menderita DHF,
sering menghalami keluhan mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi
ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka
anak dapat megalami penurunan berat badan sehingga setatus gizi nya menjadi
kurang.
g). Kondisi Lingkungan
Sering terjadi didaerah yang
padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih ( seperti air yang
mengenang dan gantungan baju dikamar )
h). Pola Kebiasaan
1.
Nutrisi dan metabolisme : frekuwensi , jenis,pantangan,nafsumakan berkurang
,nafsu makan menurun
2.
eliminasi alvi ( buang air besar ) kadang-kadang anak mengalami
diare/kontifasi.sementara DHF pada
grade III – IV sering terjadi melena.
3.
Eliminasi urine ( buang air kecil ) perlu dikaji apakah sering
kencing,sedikit/tidak.pada DHF grade IV hematuri
4. Tidur
dan istirahat, anak sering menegalami kurang tidur karena sering mengalami
sakit / nyeri otot dan persendian sehinga kualitas dan kuantitas tidur maupun
istirahat kurang
5. Kebersihan,
Upaya keluarga untuk menjaga keberihan diri dan lindkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat
sarang yamuk aedes aegypti.
6. perilaku dan tanggapan bila
ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan
i). Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi,
palpasi, auskultrasi, dan perkusi, dari ujung rambut sampai ujung
kaki.berdasarkan tingkatan ( grade ) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai
berikut :
1. Grade I : Kesadaran kompasmenthis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital
dan nadi lemah.
2. Grade II : Kesadaran kompasmenthis, keadaan umum lemah,
ada perdarahan sepontan,petikie,
perdarahan gusi, dan telinga,
serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur
3. Grade III : Kesadaran apatis, samnollen,
keadaan umum lemah,nadi lemah, kecil dan tidak
teratur
4. Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital
: nadi tidak teraba, tensi tidak teratur, pernafasan
tidak teratur, ekstermitas dingin,
berkeringat dan kulit tanpak biru.
`J). Sistem Integumen
1. Adanya petekie pada kulit,
turgor kulit menurun dan muncul keringat dingin dan lembab.
2. Kuku sianosis / tidak
3. Kepala dan leher. Kepela
terasa nyeri, muka tanpak kemerahan karena demam, mata anemis,
hidung kadang mengalami
perdarahan ( epistaksis ) padsa grade II,III dan IV. Pada mulut didapatkan
mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan telinga
4. Dada, bentuk simentris dan
kadang-kadang terasa sesak, pada foto torax terdapat adanya cairan
yang tertimbun pada paru sebelah
kanan ( efusi plaura ). Rares (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada
grade III dan IV
5. Abdomen mengalami nyeri tekan,
pembesran hati ( hepatomegali ) dan esites.
6. Ekstremitas, akral dingin,
serta terjadi nyeri otoy, sendi serta tulang
- Diagnosa
Keperawatan
Dibawah ini adalah beberapa
diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien DHF , Hepatomegali dan
spleenomegrafi.
- peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
peruses ppenyakit
- kurangnya volume cairan tubuh berhubungan
dengan berpindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
- resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
- Gangguan pemenuhan nurtisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia
- Cemas berhubungan dengan danfak hospitalisasi
- Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit,
perawatan dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Rencana Asuhan
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan I
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan masalah hipertemi teratasi
Criteria hasial : a. suhu tubuh normal ( 36-37 derajat
)
b.kliien bebas dari demam
Rencana Tindakan :
a. mengkaji timbulnya demam
b. Observasi tanda-tanda vital
setiap 6 jam
c. anjurkan pasien untuk banyak
minum 1000 cc 24 jam ( sesuai kebutuhan )
d. berikan kompres dingin
e. anjurkan untuk tidak memakai
selimut dan jaket teba
f. beriukan teravi cairan
intravena dan obat-obatan sesuai dengan
program dokter ( obat antiperik)
Diagnosa Keperawatan II
Tujuan : Setelah dilakuakan tindakan
keperawatan masalah kekurangan volume cairan dapat iatasi
Criteria Hasil
:Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, intek dan output seimbang ,nilai
hematokrit dalam batas normal 9
34 %-45 % ) dan tanda-tanda vital TD: 11./ 70, Nadi: 80 kali permenit dan suhu
36 derajat celcius.
Rencana tindakan :
a. kaji keadaan umum pasiien
b.
obserpasi tanda-tanda vital, adanya tanda-tanda kekurangan volume
cairan seperti turgor kulit tidak
elastis, mukosa bibir lembab, intek output tidak seimbang
c. berikan cairan intra vena (
sesuai order dokter )
d. anjurkan klien untuk bnyak
minum
e. monitor intek-output
f. monitor laboratorium darah
terutama henmatokrit
Diagnosa keperawatan III
Tujuan : stelah
dilakukan tindakan keperawatan masalah pendarahan tidak terjadi.
Criteria Hasil :
a. TTv dalam batasan normal
b. monitor jumlah trombosit
setiap hari
c. gunakan sikat gigi berbulu
halus saat mengosok gig
d. lakukan
pemeriksaan labolatorium darah
Hb,Ht,trombosit dan gunakan jarum suntik ukuran kecil saat mengambil darah
Diagnosa Keperawatan IV
tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan masalah kebutuhan nutrisi
terpenuhi
criteria hasil : klien menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang dibutuhkan , BB
meningkat
rencana tindakan :
a. kaji keluhan mual, muntah yang dialami
pasien
b. beri makan dalam porsi kecil
dan frekuensi sering
c. catat jumlah porsi makan yang
dihabisakan oleh pasien setiap hari
d. berikan nutrisi parentral
jumlah asupan peroral tidak ada
e. berikan obat-obatan antasida (
anti ematik )
f. timbang berat badan setiap
hari
Diagnosa keperawatan V
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan masalah kurang pengetahuan
keluarga teratasi
Kretria hasil : keluarga mampu menyebutkan tentang
DHF dan pencegahannya
Rencana tindakan :
v kaji tingkat pengetahuan klien /
keluarga tentang penyakit DHF
v kaji latar belakang pendidikan
pasin / keluarga
v jelaskan tentang perawatan dan
pencegahan pada klien DHF
DAFTAR
PUSTAKA
Cristin Effendi, Skp. (1995) Perawatan pasien DHF Buku
Satu Jakarta EGC
Doengoes, Marilynn. E.E (1999) Rencana Asuhan
Keperawatan . Edisi III. Jakarta
: EGC.
Nelson . (2000) Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2 Jakarta : EGC.
Ngastiah. (2005) Perawatan Anak Sakit .Jakarta: EGC.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1997) Ilmu
Kesehatan Anak. Jilit 2 Jakarta
: FKUI
Panitia S.A.K St, Carolus (1997) Setandar Asuhan
Keperawatan Demam Berdarah dengue (DBD) : Jakarta St.carolus.
Woni Dona. ( 2004). Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Jakarta :
EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar