Selasa, 02 September 2014

askep Hernia inguinalis


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengertian  
Hernia inguinalis merupakan suatu kondisi keluarnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui suatu defek pada area inguinal  yang tidak bisa kembali ke tempat semula secara manual dan akan memberikan implikasi tindakan invasif bedah dengan mengembalikan struktur organ terebut secara pembedahan dengan menutup defek di  inguinal. (Muttaqin Arif, 2009). 

Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui inguinalis internis yang terletak di sebalah lateral vasa evisgastrika imperior menyusuri kanalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. (Mansjoer Arif, 2000). 
Hernia adalah suatu keadaan menonjol nya isi usus suatu rongga melalui lubang ( oswari, 2000). 

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hernia adalah merupakan suatu kondisi keluarnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui suatu defek pada area inguinal  yang tidak bisa kembali ke tempat semula secara manual dan akan memberikan implikasi tindakan invasif bedah dengan mengembalikan struktur organ terebut secara pembedahan dengan menutup defek di  inguinal, dan  yang melalui inguinalis internis yang terletak di sebalah lateral vasa evisgastrika imperior menyusuri kanalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus, serta suatu keadaan menonjol nya isi usus suatu rongga melalui lubang ( Oswari, 2000). 



B.     Etologi 
a.       Kongenital 
Kelemahan otot atau penekanan otot intra abdomen salah satu faktor predisposisi .
b.      Obesitas 
Salah satu penyebab tekanan intra abdomen mengalami peningkatan karena banyak lemak yang tersumbat dan mendorong peritoneum.
c.       Mengedan 
Mengedan menyebabkan tekanan intra abdomen meningkat
d.      Mengangkat beban berat 
Mengangkat beban berat dapat menyebabkan  tekanan  intra abdomen.   

C.     Patofisiologi     
1.      Proses perjalanan penyakit
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum kedalam skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis.  
Pada bayi yang sudah lahir umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka yang kanan biasanya terbuka. Dalam keadaan yang normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.  
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup.namun karena merupakan lokus minoris resistensi, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali.dan timbul hernia inguinalis akuisita.    

2.      Manifestasi klinis.
Pada umum nya klien mengatakan turun beruk, burut atau kelingsir, atau mengatakan adanya benjolan di selangkanagan atau kemaluan benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang  pada waktu tidur, dan bila menangis atau mengejan, mengangkat benda berat, atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
Keadaan umum klien biasa nya baik bila benjolan tidak tampak, pasien dapat disuruh mengejan dengan tutup mulut dalam keadaan berdiri, bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila memang sudah tampak benjolan, harus di periksa apakah benjolan tersebut dapat di masukan kembali. Pasien di minta untuk berbaring, bernapas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal, lalu skrotum diangkat perlahan-lahan
Keadaan  cincin hernia  hareus diperiksa. Melalui skrotum jari telunjuk di masukan keatas lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke annulus inguinalis internus. Pada keadaan normal jari telunjuk tidak dapat masuk.

3.      Komplikasi
a.          Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan kantong isi hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali.
b.      Terjadi penekanan tehadap cincin herniaakibat makin banyak nya usus.  

D.    Penatalaksanaan medis   
Pada hernia inguinalis responibilitis dan hernia iresponibilitis dilakukan tindakan bedah elektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.   
Tindakan bedah yang dilakukan adalah herniotomi dan herniorafi :
1.      Herniotomi  
Herniotomi adalah operasi penyembuhan hernia dengan mengembalikan isi kantong hernia kedalam posisi nya yang normal dan mengangkat kantong hernia tersebut.
2.      Herniorafi  
Herniorafi adalah  operasi hernia dimana daerah yang lemah dikuatkan oleh jaringan tubuh pasien sendiri atau oleh bahan lainnya.

E.     Pengkajian keperawatan  
Pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengumpulkan data serta menganalisanya sehingga dapat diketahui bio-psiko-sosial klien yang menyebabkan terjadinya hernia, data data yang perlu di kaji di antaranya adalah :  

1.      Aktivitas/istirahat 
Gejala : riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dan mengemudi dalam wakrtu lama.   
Tanda : atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan
2.      Sirkulasi  
Gejala : konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi
   Adanya inkotinensia atau  retensi urin  
3.      Integritas ego  
Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan, dan finansial keluarga.
Tanda : tampak cemas, depresi, dan menghindar dari keluarga/orang terdekat. 
4.      Neorosensori  
Gejala : kesemutan, kekakuan, dan kelemahan tngan dan kaki.
Tanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, dan hipotonia
5.      Nyeri atau kenyamanan  
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, dan mengangkat, defekasi, serta nyeri. 
Tanda : sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang pincang, dan pinggang terangkat pada bagian tubuh yang terkena.
6.      Keamanan
Gejala : ada nya riwayat masalah “punggung” yang baru saja terjadi.  
7.      Penyuluhan atau pembelajaran  
Gejala : gaya hidup, monoton atau hiperaktif.  


F.      Diagnosa Keperawatan  
Menurut Marilyn E. Doenges yang penulis temukan secara teoritis pada klien hernia adalah :
1.      Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka operasi.
2.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan.
3.      Ansietas berhubungan dengan ketidak adekuatan metode koping.
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.   


G.    Perencanaan  Keperawatan      
Dx I          :   Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan                  :  
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil         :      nyeri berkurang.


Intrervensi             :    
1.      Kaji ada keluhan nyeri, lokasi, dan lama nya serangan.  
Rasional : membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi.

2.      Pertahankan tirah baring selama serangan.  
Rasional : tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien  untuk menurunkan spasme otot, menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu.

3.      Berikan posisi nyaman.  
Rasional : dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa    komntrol.

4.      Ajarkan tehnik relaksasi (panduan imajinasi).  
Rasional : memfokuskan perhatian pasien, membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.

5.      Batasi aktivitas selama timbulnya nyeri.    
Rasional : Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan tekanan pada otot yang terkena.  

6.      Berikan obat sesuai dosis atau indikasi, misalnya anti  analgesik.
Rasional : analgesik perlu untuk menghilangkan nyeri dari sedang sampai berat.    




Dx II             :  kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri   atau          ketidaknyamanan.             

Tujuan        :  setelah dilakukan tindakan kperawatan selama diharapkan kerusakan mobilitas fisik tidak terjadi.
Kriteria hasil         :  tidak terjadi kerusakan fisik.
Intervensi              :  
1.      Catat respon emosi atau perilaku pada imobilisasi.  
  Rasional : imobilitas yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan, peka rangsang 
2.      Berikan / bantu pasien untuk melekukan rentang gerak pasif dan aktif.   
        Rasional : keterbatasan aktivitas bergantung pada kondidi yang khusus  tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
3.         Berikan perawatan kulit, masase titik tertekan setelah  perubahan posisi.  
  Rasional : menurunkan iritasi atau kerusakan pada kulit.
4.      Anjurkan perubahan posisi tiap 2 jam sekal
 Rasional : perubahan posisi  digunakan untuk mengurangai tekanan.

Dx III             :  ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan     metode    koping.      
Tujuanm         :   setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan ansietas berkurang atau tidak terjadi.
Kriteria hasil          :   ansietas berkurang, nyeri hilang.
Intervensi              :  
1.      Kaji tingkat ansietas klien.  
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan ketrampila yang mungkin membantu klien untuk mengatasi keadaan sekarang atau kemungkinan lain utuk memberikan bantuan yang sesuai. 


2.      Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.   
Rasional : kebanyakan pasien mengalami masalah yang perlu untuk di ungkapkan dan diberi respon dengan imformasi yang akurat untuk meningakatkan koping terhadap situasi yang dihadapi.
3.      Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan “peran sakit” klien.   
Rasional : orang terdekat atau keluarga mungkin secara tidak sadar memungkinkan pasien nuntuk mempertahankan ketergantungan nya dengan melakukan sesuatu yang pasien sendiri mampu melakukan nya tanpa bantuan orang lain.

Dx IV         :  kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya imformasi.
Tujuan            :   setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kurangnya pengetahuan dapat teratasi.
Kriteria hasil           :    klien dapat menyebutkan penyebab hernia.
Intervensi               :      
1.      Kaji tingkat pengetahuan klien.    
Rasional : untuk mengetahui pengetahuan klien mengenai penyakit yang di derita klien.

2.      Berikan informasi tentang penyakit. 
Rasional : untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakit yang di alami klien.

3.      Berikan penjelasan tentang timbulnya, tanda dan gejala, penyakit.  
Rasional : agar klien mengetahui tanda dan gejala yang di alami klien.  


                                                                                                                                 
H.    Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan menfasilitasi koping.

Ada 3 tahap pelaksanaan dalam tindakan keperawatan yaitu : persiapan, perencanaan dan dokumentasi.  
a.       Persiapan
Tahapan awal tindakan keperawatan menurut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan.
1)      Review antisipasi tindakan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi :
a)      Konsisten sesuai dengan rencana tindakan
b)      Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah
c)      Di tunjukkan pada individu sesuai dengan kondisi klien
d)     Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman.
e)      Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien
f)       Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai
2)      Menganalisis penyuluhan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan perawat harus diidentifikasi tingkat pengetahuan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan
3)      Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul. Prosedur tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadi resiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.
4)      Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam mempersiapkan tindakan keperawatan, hal-hal yang berhubungan dengan tujuan harus dipertimbangkan  
a.       Waktu : perawat harus secara selektif dalam menentukan waktu pada tindakan keperawatan yang spesifik
b.      Tenaga : perawat harus memperhatikan kuantitas da kualitas tenaga yang adadalam melakukan tindakan keperawatan.
c.       Alat : perawat harus mengidentifikasi perawatan yang diperlukan pada tindakan, hal ini akan bisa mengantisipasi alat-alat yang seharusnya diperlukan dalam tindakan.
5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
Keberhasilan suatu tindakan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang aman dan nyaman, lingkungan yang nyaman mencakup komponen fisik dan psikologis
6) Pelaksanaan tindaka keperawatan harus memperhatikan unsur-unsur  : hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik keperawatan dan hukum keperawatan.

b.                                          Intervensi
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tidakan : independen, dependen dan interdependen
1)      Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan yang lainnya. Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalaman. Tipe tindakan independen keperawatan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu :
a)      Tindakan keperawatan
Tipe tindakan ini ditunjukkan pada pengkajian dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut meliputi :
(1)   Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif atau keluhan klien  
(2)   Observasi dan pemeriksaan fisik, tindakan ini untuk mendapatkan data obyektif
(3)   Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana ( misal, Hb dan membaca hasil pemeriksaan laboratorium

b)      Tindakan terapeutik
Tipe tindakan ini ditunjukkan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan pada klien

c)      Tindakan edukatif
Tipe tindakan ini ditunjukkan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan pada klien

d)     Tindakan rujukan
Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dan melakukan tindakan dalam mengambil keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan untuk melakukan kerja sama dengan tim kesehatan lain
2)      Interdependen
Interdependen tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.




3)      Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan perncanaan rencana tindakan medis, tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan, tindakan tersebut meliputi:  
(a)    Melakukan perawatan hernia.  
(b)   Mengganti balutan pada luka operasi.
(c)    Mengkaji tanda dan gejala iritasi pada kulit.  

c.                                           Dokumentasi
      Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses.  

I.       Evaluasi Keperawatan  
a.       Pengkajian
Evaluasi adalah tujuan untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan pasien berdasarkan respon pasien yang diberikan, sehingga pasien dapat mengambil keputusan.
a.       Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
b.      Memodifikasi rencana tindakan keperawatan 
c.       Merumuskan rencana tindakan keperawatan
d.      Proses Evaluasi
Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan, yaitu:  
a.       Proses ( formatif )
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan perencanaan untuk membatu keefektifitasan terhadap tindakan  

b.      Evaluasi sumatif
c.       Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan klien.




18 komentar:

  1. Jual Obat Dan Celana Hernia Butterfly Magnetik
    CELANA HERNIA DEWASA
    CELANA HERNIA WANITA
    CELANA HERNIA ANAK DAN BAYI
    Hub. 081228449798 BB 3110E563

    BalasHapus
  2. Thanks for your post. We feel very pleased about that. You should also try their best games with our free today to get the sense of fun that brings. Thank you!
    Obat Darah Tinggi | Pengobatan Darah Tinggi | Pengobatan Hernia | Pengobatan Hidrokel | cara Mengobati Darah Tinggi
    Verry Nice Anythink. And Verry Well Thanks

    BalasHapus
  3. The nice Post, and Best Author
    Obat Difteri
    From Nothing For Some Thing

    BalasHapus
  4. Best and the right post good in this site and search by google
    Pendapat Ulama Pro Maulid Nabi Nice And Obat Kejang-kejang Manjur Pada Anak Wow Cara Mengobati Kejang-kejang Atau Ayan Good Pendapat Ulama Maulida itu Bid'ah
    The best article from the best author

    BalasHapus
  5. Nice, Sangat bermanfaat dan sangat luar biasa. Terima Kasih atas informasi dan jangan lupa kunjungi pula Cara Mengatasi Buah Zakar Sebelah

    BalasHapus
  6. Wow.. Verry good article, this is the best information for me and all my friends.. thanks, don't forget visit back
    Obat Tradisional Kencing Berdarah Herbal and than
    Obat Kencing Darah Herbal Paling Aman dan Ampuh thanks.. :D

    BalasHapus
  7. Terimakasih atas informasi yang telah disa,paikan Pengobatan Alternatif Infeksi Saluran Kencing pada Anakjangan lupa pastikan bahwa anda juga mencari Cara Mengatasi Mata Belekan dan Berair pada Anakuntuk anak anda dan juga Obat untuk Mengatasi Perut Kembung pada Anak yang Amanyang sudah banyak testimoni. juga dengan Penanganan Hidrokel Paling Mujarabyang terbukti ampuh dan jangan lupa lihat Cara Herbal dan Aman Mengobati Sinusitis Tanpa Obat semoga bermanfaat
    Thanks

    BalasHapus
  8. Terimakasih atas artikel yang bermanfaat dari anda, jangan lupa kunjungi pula Cara Mengobati Buah Zakar Bengkak Dan Terasa Sakit atau jika anak anda mengalami penyakit TBC, jangan lupa kunjungi pula Obat TBC Pada Anak Secara Cepat Dan Tradisionaldan juga dengan Cara Pengobatan Obat Darah Tinggi Herbal, sert jika anda ingin diet 12 Makanan Penurun Berat badanserta lihat pula pembahasan tentang Bumi Datar atau Bulat Menurut Islam Terimakasih.
    Sekian

    BalasHapus
  9. Sangat keren dan jua luar biasa dari Artikelnya. Jangan lupa kunjungi pula 3 Cara Mengenal Jati Diri dan 3 Cara Untuk Move-On Lebih Cepat . Jangan lupa untuk mencari obat Cara Mengobati campak Dengan Cepat yang pastinya Baik dan sehat dan juga Obat Pneumia Pada Ibu Hamil . InsyaAllah berkah dan Luar baisa.
    Don't Forget yah.

    BalasHapus