Rabu, 03 September 2014

Hernia




A.     Konsep Dasar :
  1. Pengertian
Hernia merupakan protisi atau penonjolan isi suatu rongga melalui depek atau lemah dari dinding rongga bersangkutan.
           (Wimdejong,2004)
Hernia adalah penonjolan suatu kantong pritoneusa, suatu organ atau klemak praperitoneuca melalui cacat kongnital dalam parietas muskulo aponeurotir dinding abdomen.
   (Sabiston, 1998)
Hernia adalah penojolan setiap viskus dari rongga tempatnya
(slarashey cooper, 1804)
Dari beberapqa pengertian di atas dapat di simpulkan, Hernia adalah suatu penojolan isi dari rongga abdomen yang melewati suatu defek yang lemah akibat peningkatan tekanan intra abdomen yang tinggi
B.      Patofisiologi :
  1. Etiologi
Hernia terjadi penojolan di suatu kantong peritoneum yang di sebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus iuguinalis, sewaktu turun ke dalam skrotum, kantong yang dapat menembus kanalis inguinalis, akibat dari tekanan intra abdomen yang terlalu berat. Selain itu peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong lemak prepiritoneal k dalam kanalis temoralis yang akan menjadi pembukan jalan terjadinya hernia. Hernia juga dapat terjadi karena
Anomali Kongenital :
a.       Prosesus paginalis yang terbuka
b.      Anulur Inguinalis yang cukup besar





  1. Tekanan intra abdomn seperti :
a.       bantuk kronik
b.      konstivasi
c.       mengangkat beban berat
d.      obesitas
e.       kehamilan
f.       mengejan pada waktu BAB

  1. Kelemahan otot dinding pertut karena usia

Klasifikasi Hernia
  1. Menurut lokasinya :
ü  Hernia inguinalis
ü  Hernia Umbilikus
ü  Hernia Pemoralis dsb

  1. Menurut isinya :
ü  Hernia usus halus
ü  Hernia Omentum dsb

  1. Menurut terlihat atau tidaknya
ü  Jika terlihat (Eksternal) :- Hernia inguinalis
ü  Hernia skrotalis
ü  JIka tidak terlihat (internal) – Hernia Diafragma

4.  Menurut kasisnya :
ü  Hernia congenital
ü  Hernia traumatic
ü  Hernia Insisional dsb




5.  Menurut keadaannya :
ü  hernia reponibilis
ü  hernia irreponibilis
ü  hernia ingkar serata (Ada gangguan jalannya di usus)
ü  Hernia strangulate (selain ingkarserata juga terdapat gangguan sirkulasi darah)
6.  Menurut Penemunya :
ü  Hernia petit : hernia di daerah lumbosakral
ü  hernia spegelli : hernia pada linea smi sirkularis di atas penyilangan pasa evigastrika imferior pada muskulus rektus abdominis bagian lateral.
ü  Hernia ricter : hernia sebagian dinding usos yang terjepit

7. Hernia lainnya :
ü  Hernia pantolas : hernia inguinalis dan hernia pemoralis yang terjadi pada suatu sisi dan di batassi oleh vasa evigastrika inferior.
ü  Hernia skrotalis : Hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap.
ü  Hernia Litrre : Hernia yang adalah divertikulum meckeli

  1. Manifestasi Klinis :
1.      Asimtomatis
2.      Pada pemeriksaan fisik ritin dipalpasi adanya benjolan  pada anulis inguinalis terutama pada pasien batuk
3.      adanya merasa dalam daerah inguinalis atau bagian atas skrotum, sehingga skrotum membesar
4.      pasien dapat mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinalis
5.      Pada bayi dan anak sering gelisah, menangis dan perut kembung
6.      Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada hanya nyeri piseral karena renggangan pada mesentrium sewaktu satu sekmen usus masuk kedalam kantung hernia






  1. Perjalanan Penyakit :
 











 
 







Komplikasi :
  1. Terjadi pelengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali. Keadaan ini disebut hrnia inguinalis ireponibillis, Isi hernia yang tersaring menyebabkan ireponibilis adalah omentum. Karena mudah melekat pada dinding hernia dan isi dapat menjadi lebih besar karrena imfiltrasi lemak.

  1. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyak nya usus yang masuk keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vascular keadaan ini di sebabkan hernia inguinalis sragulata yang di sebabkan oleh nekrosis dan ganggren





C.     PENATALAKSANAAN
  1. Medis :
  1. Pemeriksaan Diagnostik
ü  Sinar X
ü  Pada abdomen akan menunjukan kuantitas gas atau cairan.
ü  Pemeriksaan Darah Lengkap : Hemoglobin yang rendah dapat mengarah pada anemia / kehilangan darah 9 ketidak keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan hemoglobin yang tersedia untuk diikat dengan anastesi inhalasi). Peningkatan Hematokrit medindikasikan dehidrasi, penurunan hematokrit mengarah pada kelebihan cairan.
ü  waktu koagulasi : mempengaruhi hemostatis intraoperasi / pasca operasi.
ü  EKG : penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi.

  1. farmakoterafi
ü  terapi obat analgesic

  1. pembedahan
ü  Herniotomi : dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya  kantong di buka dan isi hernia dibebaskan jika ada pelkatan, kemudian diare posisi kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
ü  Hernioplastik : dilakukan tindakan memperkecil annulus iguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis iguinalis.










  1. Keperawatan
1.   pre operatif hernia yang tidak inkerserata sering kali dapat diatasi dengan membaringkan pasien dengan kaki diangkat atau berbaring didalam bak yang brisi air hangat dan mendorong massa hernia dngan arah rongga abdomen kembali.
2.   post operatif
a.   kompres es bila timbul nyeri akibat post operatf seperti peradangan edema, dan perdarahan
b.   sarankan pasien untuk tidak mengendarai kendaraan selama sakit, paling kurang 2 minggu.
c.   aktifitas fisik tidak boleh melakukan hal seperti mengangkat beban berat, mendorong / menarik paling sedikit selama 6 minggu
2. Asuhan keperawatan
1. pengkajian (pra operasi)
    1. aktifitas / istirahat : perhatikan dan kaji adanya malaise / kelemahan
    2. sirkulasi  : perhatikan adanya takikardi
    3. eliminasi : perhatikan gejala konstipasi akibat tekanan hernia
perhatikan adanya distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas
kekakuan atau bising usus
d.      makanan atau cairan : kaji adanya gejala anoreksia, mual dan muntah
e.                               nyeri : kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat dipalpasi, perhatikan tanda-tanda prilaku berhati-hati, berbaring kesamping dengan lutut ditekuk
f.       pernafasan : perhatikan tanda-tanda takipnea dan pernafasan dangkal.











D.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Nyeri akut b/d adanya insisi bedah
  2. Kurang volume cairan b/d pembatasan pasca operasi
  3. Resiko infeksi b/d masuknya mikroorgnisme sekunder terhadap luka


E.      PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)

1.      Dx. I : Nyeri akut b/d adanya insisi bedah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapkan nyeri dapat teratasi
Kh       : keluhan nyeri berkurang atau hilang (skala 0-1 )
Tampak rileks
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg, N : 60-100 x/menit, S: 36 drajat C, RR : 16-20 x/menit               

Intervensi :
Mandiri
  1. slidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( skala 0-1 0 dan fktor pemberat/penghilang, perhatikan petunjuk non verbal missal : melindungi otot, nafas dangkal, respon emosi.
Rasional : nyeri insisi bermakna pada fase pasca operasi, awal, diperberat oleh gerakan batuk, distensi abdomen, mual.
  1.  anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera.
Rasonal : intervensi dini pada control nyeri mmudhkan pemulihan otot / jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
  1. Pantau TTV
Rasional : respon autonomic meliputi peubahan pada TD. Nadi dan pernafasan yahg berhubungan dengan keluhan / penghilangan nyeri, abnormalitas TTV. Terus menerus memerlukan aluasi lanjut





  1.   Kaji insisi bedah, perhstikan  edema, perubahan kontur luka / inflamasi
Rasional : perdarahan pada jaringann, bengkak,inflamasi local atau tejadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi.
  1. berikan tindakan kenyamanan, Misalnya : latihan nafas dalam, lingkungan yang tenang dan technik relaxasi
Rasional : memberikan dukungan (fisik, emosional) menurunkan tegngan otot, meningkatkan relaxasi, meningkatkan rasa control dan kemampuan koping
Kolaborasi
  1. berikan analgesic, narkoyik sesuai indikasi
Rasional : mengontrol atau mengurangai nyer untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan kerjasama dengan terapeutik
 
2.      Dx II : Kurang volume cairan b/d pembatasan pasca operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharap masalah kurang volume cairan dapat tratasi
Kh       : Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
Hauran urine adekuat
Intake oral, parenatal adekuat
TTV dalam bats normal
TD 120/80 mmhg                             N : 60-100 x/menit
RR : 16-20 x/ menit                         S : 33336 drajat C
Intervensi
Mandiri
  1. awasi TD dan nadi
rsional : tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
  1. lihat membrane mukosa, turgor kulit dan pengisian kapiler
rasional : awasi masukan an haluaran, catat warna urine, konentrasi berat jenis,
rasional : penurunan haluaran urine-urine pekat dengan peningkatan brat jenis didugan dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan


kolaborasi
  1. pertahankan penghisapan gaster atau usus
rasional : selama selang NGT biasanya dimasukan pada pra operasi dan dipertahan kan pada fase segra pasca operasi untuk dekompresi usus dan mencegah muntah
  1. berikan cairan infuse dan elektrolit
rasional : peritoneum beraksi terhadap iritasi atau infeksi dengan menghasilkan sejumlah cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah. Melibatkan hipopolemia, dehidrasi dn dapat trjadi ketidakseimbangan elektrolit
  
3.      Dx III : Resiko infeksi b/d masuknya mikroorgnisme sekunder terhadap luka
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
Kh       : Tidak ada tanda-tanda infeksi ( rubor,dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa )
Terdapat tanda-tanda penyembuhan
TTV stabil

Intervensi
Mandiri
  1. awasi TTV, perhatikan demam, mngigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen
rasional : dugaan adanya terjadi infeksi/ terjadinya sepsis, abses, peritonitis.

  1. lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang baik dan perawatan luka septic.
Rasional : menurunkan resiko penyebaran bakteri
  1. Lihat insisi dan balutan drainase, bila diindikasikan
rasional : memberikan defekasi dini terjadinya proses infksi







Kolabarasi :
  1. Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan
Rasional : kultur pewarnaan gram dan sensitifias berguna mengidentifikasi organisme penyebab dan pilihan terapi
  1. berikan antibiotic sesuai indikasi
Asional : diberikan secara proliperaktif/menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sbelumnya untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pafda abdomen 

F. IMPLEMENTSI
1.      pengertian
adalah inisiatif dari rencana tindakan untruk mencapai tujuan yang spesifik
2.      tahap pelaksanaan
  1. uraikan persiapan terhadap keperawatan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan
Ø  reviw terhadap keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan
Ø  menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan
Ø  mengetahui komplikasi dan tindakan keperawatan yang mungkin timbil
Ø  menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan
Ø  mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai tindakan.
  1. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan hasil dari tindakan tersebut dan waktu yang ditentukan










G. EVALUASI
1. Pengertian
Evaluasi merupakan langkah ahir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak

2. Jenis evaluasi
a . evaluasi proses (formatif)
Tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi proses harus dilakukan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
b. Efaluasi hasil (sumatif)
Evaluasi hasil adalah perubahan prilaku atau status kesehatan klien pada ahir tindakan keperawatan secara sempurna.
c. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada “medical record” pengunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya untuk menghindari salah persepsi pemelasan dalam menyusun tindakan keperawatan lebih lanjut sudah tercapai / tidak evaluasi dicatat bentuk S,O,A,P

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar