A.
Konsep Dasar :
- Pengertian
Hernia merupakan protisi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui depek atau lemah dari dinding rongga
bersangkutan.
(Wimdejong,2004)
Hernia adalah penonjolan suatu
kantong pritoneusa, suatu organ atau klemak praperitoneuca melalui cacat
kongnital dalam parietas muskulo aponeurotir dinding abdomen.
(Sabiston, 1998)
Hernia adalah penojolan setiap viskus dari rongga
tempatnya
(slarashey
cooper, 1804)
Dari
beberapqa pengertian di atas dapat di simpulkan, Hernia adalah suatu penojolan
isi dari rongga abdomen yang melewati suatu defek yang lemah akibat peningkatan
tekanan intra abdomen yang tinggi
B.
Patofisiologi :
- Etiologi
Hernia
terjadi penojolan di suatu kantong peritoneum yang di sebabkan oleh kegagalan
penutupan prosesus iuguinalis, sewaktu turun ke dalam skrotum, kantong yang
dapat menembus kanalis inguinalis, akibat dari tekanan intra abdomen yang
terlalu berat. Selain itu peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong lemak
prepiritoneal k dalam kanalis temoralis yang akan menjadi pembukan jalan
terjadinya hernia. Hernia juga dapat terjadi karena
Anomali Kongenital :
Anomali Kongenital :
a. Prosesus paginalis yang terbuka
b. Anulur Inguinalis yang cukup
besar
- Tekanan intra abdomn seperti :
a. bantuk kronik
b. konstivasi
c. mengangkat beban berat
d. obesitas
e. kehamilan
f. mengejan pada waktu BAB
- Kelemahan otot dinding pertut karena usia
Klasifikasi Hernia
- Menurut lokasinya :
ü
Hernia inguinalis
ü
Hernia Umbilikus
ü
Hernia Pemoralis dsb
- Menurut isinya :
ü
Hernia usus halus
ü
Hernia Omentum dsb
- Menurut terlihat atau
tidaknya
ü
Jika terlihat (Eksternal) :- Hernia inguinalis
ü
Hernia skrotalis
ü
JIka tidak terlihat (internal) – Hernia Diafragma
4. Menurut kasisnya :
ü
Hernia congenital
ü
Hernia traumatic
ü
Hernia Insisional dsb
5. Menurut keadaannya :
ü
hernia reponibilis
ü
hernia irreponibilis
ü
hernia ingkar serata (Ada gangguan jalannya di usus)
ü
Hernia strangulate (selain ingkarserata juga
terdapat gangguan sirkulasi darah)
6. Menurut Penemunya :
ü
Hernia petit : hernia di daerah lumbosakral
ü
hernia spegelli : hernia pada linea smi sirkularis
di atas penyilangan pasa evigastrika imferior pada muskulus rektus abdominis
bagian lateral.
ü
Hernia ricter : hernia sebagian dinding usos yang
terjepit
7. Hernia lainnya :
ü
Hernia pantolas : hernia inguinalis dan hernia
pemoralis yang terjadi pada suatu sisi dan di batassi oleh vasa evigastrika
inferior.
ü
Hernia skrotalis : Hernia inguinalis yang isinya
masuk ke skrotum secara lengkap.
ü
Hernia Litrre : Hernia yang adalah divertikulum
meckeli
- Manifestasi Klinis :
1. Asimtomatis
2. Pada pemeriksaan fisik ritin
dipalpasi adanya benjolan pada anulis
inguinalis terutama pada pasien batuk
3. adanya merasa dalam daerah
inguinalis atau bagian atas skrotum, sehingga skrotum membesar
4. pasien dapat mengeluh tidak
nyaman dan pegal pada daerah inguinalis
5. Pada bayi dan anak sering
gelisah, menangis dan perut kembung
6. Keluhan nyeri jarang dijumpai,
kalau ada hanya nyeri piseral karena renggangan pada mesentrium sewaktu satu
sekmen usus masuk kedalam kantung hernia
- Perjalanan Penyakit :
Komplikasi :
- Terjadi pelengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali.
Keadaan ini disebut hrnia inguinalis ireponibillis, Isi hernia yang
tersaring menyebabkan ireponibilis adalah omentum. Karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isi dapat menjadi lebih besar karrena imfiltrasi
lemak.
- Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat
banyak nya usus yang masuk keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus
diikuti dengan gangguan vascular keadaan ini di sebabkan hernia inguinalis
sragulata yang di sebabkan oleh nekrosis dan ganggren
C.
PENATALAKSANAAN
- Medis :
- Pemeriksaan Diagnostik
ü Sinar X
ü Pada abdomen akan menunjukan
kuantitas gas atau cairan.
ü Pemeriksaan Darah Lengkap :
Hemoglobin yang rendah dapat mengarah pada anemia / kehilangan darah 9 ketidak
keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan hemoglobin yang tersedia untuk
diikat dengan anastesi inhalasi). Peningkatan Hematokrit medindikasikan dehidrasi,
penurunan hematokrit mengarah pada kelebihan cairan.
ü waktu koagulasi : mempengaruhi
hemostatis intraoperasi / pasca operasi.
ü EKG : penemuan akan sesuatu yang
tidak normal membutuhkan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi.
- farmakoterafi
ü
terapi obat analgesic
- pembedahan
ü Herniotomi : dilakukan pembebasan
kantong hernia sampai lehernya kantong
di buka dan isi hernia dibebaskan jika ada pelkatan, kemudian diare posisi
kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
ü Hernioplastik : dilakukan
tindakan memperkecil annulus iguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
kanalis iguinalis.
- Keperawatan
1. pre operatif hernia yang tidak inkerserata
sering kali dapat diatasi dengan membaringkan pasien dengan kaki diangkat atau berbaring
didalam bak yang brisi air hangat dan mendorong massa hernia dngan arah rongga abdomen
kembali.
2. post operatif
a. kompres es bila timbul nyeri akibat post
operatf seperti peradangan edema, dan perdarahan
b. sarankan pasien untuk tidak mengendarai
kendaraan selama sakit, paling kurang 2 minggu.
c. aktifitas fisik tidak boleh melakukan hal
seperti mengangkat beban berat, mendorong / menarik paling sedikit selama 6
minggu
2. Asuhan
keperawatan
1. pengkajian
(pra operasi)
- aktifitas / istirahat : perhatikan dan kaji
adanya malaise / kelemahan
- sirkulasi : perhatikan adanya takikardi
- eliminasi : perhatikan gejala konstipasi
akibat tekanan hernia
perhatikan
adanya distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas
kekakuan
atau bising usus
d. makanan atau cairan : kaji adanya
gejala anoreksia, mual dan muntah
e.
nyeri : kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat
dipalpasi, perhatikan tanda-tanda prilaku berhati-hati, berbaring kesamping
dengan lutut ditekuk
f. pernafasan : perhatikan
tanda-tanda takipnea dan pernafasan dangkal.
D.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut b/d adanya insisi bedah
- Kurang volume cairan b/d pembatasan pasca
operasi
- Resiko infeksi b/d masuknya mikroorgnisme
sekunder terhadap luka
E.
PERENCANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN (INTERVENSI)
1. Dx. I : Nyeri akut b/d adanya
insisi bedah
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan diharapkan nyeri dapat teratasi
Kh :
keluhan nyeri berkurang atau hilang (skala 0-1 )
Tampak rileks
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg, N : 60-100
x/menit, S: 36 drajat C, RR : 16-20 x/menit
Intervensi :
Mandiri
- slidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas ( skala 0-1 0 dan fktor pemberat/penghilang, perhatikan
petunjuk non verbal missal : melindungi otot, nafas dangkal, respon emosi.
Rasional
: nyeri insisi bermakna pada fase pasca operasi, awal, diperberat oleh gerakan
batuk, distensi abdomen, mual.
- anjurkan
pasien untuk melaporkan nyeri segera.
Rasonal
: intervensi dini pada control nyeri mmudhkan pemulihan otot / jaringan dengan
menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
- Pantau TTV
Rasional
: respon autonomic meliputi peubahan pada TD. Nadi dan pernafasan yahg
berhubungan dengan keluhan / penghilangan nyeri, abnormalitas TTV. Terus
menerus memerlukan aluasi lanjut
- Kaji insisi bedah, perhstikan edema, perubahan kontur luka / inflamasi
Rasional
: perdarahan pada jaringann, bengkak,inflamasi local atau tejadinya infeksi
dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi.
- berikan tindakan kenyamanan, Misalnya : latihan
nafas dalam, lingkungan yang tenang dan technik relaxasi
Rasional
: memberikan dukungan (fisik, emosional) menurunkan tegngan otot, meningkatkan
relaxasi, meningkatkan rasa control dan kemampuan koping
Kolaborasi
- berikan analgesic, narkoyik sesuai indikasi
Rasional
: mengontrol atau mengurangai nyer untuk meningkatkan istirahat dan
meningkatkan kerjasama dengan terapeutik
2. Dx II : Kurang volume cairan b/d
pembatasan pasca operasi
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharap masalah kurang volume cairan
dapat tratasi
Kh : Membrane
mukosa lembab
Turgor kulit baik
Hauran urine adekuat
Intake oral, parenatal adekuat
TTV dalam bats normal
TD 120/80 mmhg N : 60-100 x/menit
RR : 16-20 x/ menit S : 33336 drajat C
Intervensi
Mandiri
- awasi TD dan nadi
rsional : tanda yang membantu
mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
- lihat membrane mukosa, turgor kulit dan
pengisian kapiler
rasional : awasi masukan an
haluaran, catat warna urine, konentrasi berat jenis,
rasional
: penurunan haluaran urine-urine pekat dengan peningkatan brat jenis didugan
dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan
kolaborasi
- pertahankan penghisapan gaster atau usus
rasional
: selama selang NGT biasanya dimasukan pada pra operasi dan dipertahan kan pada fase segra
pasca operasi untuk dekompresi usus dan mencegah muntah
- berikan cairan infuse dan elektrolit
rasional
: peritoneum beraksi terhadap iritasi atau infeksi dengan menghasilkan sejumlah
cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah. Melibatkan hipopolemia,
dehidrasi dn dapat trjadi ketidakseimbangan elektrolit
3. Dx III : Resiko infeksi b/d
masuknya mikroorgnisme sekunder terhadap luka
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
Kh : Tidak
ada tanda-tanda infeksi ( rubor,dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa )
Terdapat tanda-tanda penyembuhan
TTV stabil
Intervensi
Mandiri
- awasi TTV, perhatikan demam, mngigil,
berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen
rasional
: dugaan adanya terjadi infeksi/ terjadinya sepsis, abses, peritonitis.
- lakukan pencucian tangan yang baik dan
perawatan luka yang baik dan perawatan luka septic.
Rasional
: menurunkan resiko penyebaran bakteri
- Lihat insisi dan balutan drainase, bila
diindikasikan
rasional
: memberikan defekasi dini terjadinya proses infksi
Kolabarasi :
- Ambil kultur contoh drainase bila diindikasikan
Rasional
: kultur pewarnaan gram dan sensitifias berguna mengidentifikasi organisme
penyebab dan pilihan terapi
- berikan antibiotic sesuai indikasi
Asional
: diberikan secara proliperaktif/menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang
telah ada sbelumnya untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pafda
abdomen
F.
IMPLEMENTSI
1. pengertian
adalah inisiatif dari rencana tindakan untruk mencapai tujuan yang
spesifik
2. tahap pelaksanaan
- uraikan persiapan terhadap keperawatan
yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan
Ø
reviw terhadap keperawatan yang diidentifikasi pada
tahap perencanaan
Ø
menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan
yang diperlukan
Ø
mengetahui komplikasi dan tindakan keperawatan yang
mungkin timbil
Ø
menentukan dan mempersiapkan peralatan yang
diperlukan
Ø
mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai
tindakan.
- Dokumentasi
Mencatat
semua tindakan yang dilakukan dan hasil dari tindakan tersebut dan waktu yang
ditentukan
G.
EVALUASI
1. Pengertian
Evaluasi merupakan langkah ahir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai
atau tidak
2. Jenis evaluasi
a . evaluasi proses (formatif)
Tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi proses harus dilakukan segera
setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan
terhadap tindakan.
b. Efaluasi hasil (sumatif)
Evaluasi hasil adalah perubahan prilaku atau status kesehatan klien pada
ahir tindakan keperawatan secara sempurna.
c. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada
“medical record” pengunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada
penulisannya untuk menghindari salah persepsi pemelasan dalam menyusun tindakan
keperawatan lebih lanjut sudah tercapai / tidak evaluasi dicatat bentuk S,O,A,P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar