BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
KONSEP DASAR
1.
DEFINISI
Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya
( 100-200 ml / jam) dengan tinja berupa cairan ( setengah padat) dapat pula
disertai Frekuensi depekasi yang meningkat. ( Arif Manjoer, 1999).
Gastroentritis adalah inflamasi membrane
mukosa lambung dan usus halus, ditandai dengan muntah-muntah,diare yang
berakibat kehilangan cairan dan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan cairan elektrolit ( Cecily.Belt,2002 )
2. ETIOLOGI
1.
factor internal adalah infeksi saluran
pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare, melipti:
a.
Ifeksi bakteri : E. Coli,
Vibrio Cholera, Singela
b.
Infeksi Virus : Ento Virus,
Ademo Viros.
c.
Ifeksi parasit : cacing (
ascaris , oxyuris ), protozoa dan jamur
2.
Factor farental adalah
infeksi diluar pencernaan makanan seperti, OMA faringitis keadaan terutama
terdapat bayi pada dan anak dibawah 2
tahun.
3.
Factor malobsorsi adalah disakarida
(intoleransi laktosa,mahosa,dan sukrosa ) monosakarida (intoleransi
glukosa,frukosa dan galaktosa ).
4.
Factor makanan adalah
makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
3. PATOFISIOLOGI
1, Ganguan
osmotic
Makanan
tidak dapat diserap
Tekanan
osmotic dalam ronga usus meningakat
Pegeseran air dan
elektrolit kedalam ronga usus
Merancang usus uuntuk
meningkatakankelebihan ronga usus
Diare
2.
gangguan sekresi
Virus /bakteri merusak mukosa sel usus
Peningkatan sekresi air dan elektrolit keronga
usus
Peningkatan ronga usus
Diare
4.
MANIFESTASI KLINIS
1. Gelisah
2. Sering
haus
3. Turgor
menurun
4. Nadi
cepat <120 X/menit
5. Nafsu
makan berkurang
6. Mual-
muntah
7. BB
menurun
8. Tinja
cair mungkin disertai lender dan darah
5.
DERAJAT DEHIDRASI
1. Dehidrasi
ringan
a. Keadaan
umum, bayi dan anak kecil sadar dan gelisah
b. Nadi
radialis normal isi dan frekuensi
c. Pernafasan
normal tekanan darah normal
d. Ubun-ubun
normal
e. Elastisitas
kulit baik
f. Mata
normal
g. Persenan
kehilangan cairan 40-50 ml/kg
2. Dehidrasi
sedang
a. Klien
haus, gelisah, tapi iretebel
b. Nadi,
pernapasan, TD rendah
c. Ubun-ubun
cekung
d. Elastisitas
kulit lembut
e. Mata
cekung
f. Selaput
lendir kering
g. Pengeluaran
urin kurang dan berwarna kuning tua
h. Kehilangan
cairan 60-90ml/kg
3. Dehidrasi
berat
a. Klien
mengantuk, lemas, berkeringat, sianosis, dan mungkin koma
b. Nadi
radialis cepat, halus dan kadang tidak teraba
c. Pernafasan
dalam dan cepat
d. Ubun-ubun
sangat cekung
e. Elastisitas
kulit sangat lembut ( > 2 detik)
f. Mata
sangat cekung
g. Air
mata sangat kering
h. Pengeluaran
urin tidak ada untuk beberapa jam kandung kemih kosong
i.
Tekanan sistolik > 80 mmHg mungkin
tidak teratur
j.
Persenan kehilangan BB 10% - lebih
k. Kehilangan
cairan- 110 ml / kg.
6.
KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat )
2. Hipokelemia
(dengan mateorrismus, bradikardi,perubahan elektrogaram )
3. Hipoglikemia
4. Hiptoni
otot lemah
5. Malnutrisi
energy protein (akibat muntah dan diare )
7.
KLASIFIKASI DIARE
1) Dehidrasi
ringan (kehilanagan cairan 3-5 % ) ditandai dengan :
a) Adanya
haus
b) Gelisah
c) Pernapasan
lambat
d) Nadi
cepat
e) Ubun-ubun
dan mata cekung
f) Selaput
lendir kering
g) Pengeluran
cairan kering
2) Dehidrasi
berat (kehilangan cairan tubuh lebih dari 8 % di tandai dengan :
1. Gelisah,ngantuk,
lemas
2. Berkeringat,
sianosis
3. Nadi
cepat kadang tak teraba
4. Pernafasan
cepat dan dalam
5. Selaput
lendir kering
6. Pengeluran
rutin urin tidak ada untuk beberpa jam
8.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemerisaan
tinja meliputi makrokopis :karena feces dimulai dengan warna coklat muda sampai
kuning bercampur lendir, darah atau yang mana konsisten yang cair / encer
2. Mikrokopis
:jumlah sel epitel leukosit dan eritrrosit meningkat biarkan untuk mensari
kuman
3. Tes
resisten terhadap berrbagai antibiotic
4. Kulttur
tinja
9. PENATALAKSAAN
MEDIS
1. Tes diagnostic
Pemeriksaan tinja,ph,urinalis berat jenis badan serta
pembiakan organisme.
Pemeriksaan darah lengkap: leukosit. Erittrosit,
hemoglobin, trombosit, hematokrit.
Pemeriksaan kadar ureumdan kreatinin, darah untuk
mengetahui faal ginjal
Duobetal intubation, pemeriksaan elektrolit, BUN
kreatinin dsn glukos.
Kultur feses (push dalam feses diperiksa jika diare yang
berkepanjangan .
2. Terapi
Dasar –dasar pengobatan diare memberi cairan secara
parenteral untuk bayi ,anak yang diberikan sesuai berat, jenis dehidrasi sesuai
dengan umur dan berat badan,
Pemberian cairan secara peroral seperti NaCl, NaHCO2,
dan glukosa untuk diare akut dan kolera.
Diettetik untuk bayi dan anak yang umurnya dibawah 1
tahun dan diatas 1 tahun diberikan: ASI, susu formula, yang mengandung laktosa
rendah bubur, dan nasi tim.
Obat-oabt obat anti sekresi,
Acetosal, dan khlorpromazin.
·
Penatalaksanaan Keperawatan
Mengkaji riwayat gastroenteritis
Mengkaji status dehidrasi: ubun-ubun, turgor kulit, mata,
membran mukosa mulut dan bibir.
Mengkaji tinja: jumlah, warna, bau, konsistensi, dan
waktu buang air besar.
Mengkaji intake dan output.
Mengkaji berat badan.
Mengkaji aktivitas
B. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIARE
1.Pengkajian
data dasar
Aktivitas / istrirahat,
Gejala :
kesulitan tidur.
Ketidakmampuan bekerja, ketidakmampuan intuk berpartipasipasi
/dalam
aktivitas/olah raga yang dinginkan
Tanda :
lemah, lemas, serta sulit bergerak.
integritas ego,
gejala
: motivasi untuk penurunan berat badan untuk diri sendiri atau untuk
kepuasan orang lain. Riwayat
psikiatri/pengobatan
tanda :
gejala penyakit emosi/psikiatri .
makanan/ cairan
gejala :
percobaan adekuat dan kegagalan pendekatan pengobatan lain
tanda :
berat badan menurun dari berat badan ideal
·
Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan tergantung pada kondisi individu,
mengesampingkan penyakit Sebagai tambahan untuk preoperasi, termasuk evaluasi
psikiatrik.
·
Prioritas keperawatan
mengandung
fungsi respirasi
mencegah/
meminimalkan komplikasi.
Memberikan
masukan nutrisi yang tepat.
Memberikan imformasi tentang prosedur operasi,
harapan pasca operasi dan kebutuhan
pengobatan.
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
2.
kekurangan
volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
3.
gangguan
integritas kulit berhubungan dengan BAB yang sering dan asam
4.
resiko
tinggi terjadinya infeksi pada orang lain berhubungan dengan
terinfeksinya kuman penyebab diare
5. kurang
pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya imformasi, pengetahuan
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Diagnosa
I: ganggauan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
v Ketidakadekuatan
masukan makanan
v Tidak
ada nafsu makan
v Membrane
mukosa pucat
Tujuan :Setelah
dilakukan tindakan diharapkan Intake adekuat
Kriteria Hasil :
Menunjukan berat badan stabil.
Menunjukan perilaku mempertahankan nutrisi yang adekuat.
Intervensi
1. awasi masukan makan-makanan dan pertahankan masukan
makanan dan hitung asupan cairan yang
masuk.
Rasionalnya :Mengidentifikasi asupan makanan dan cairan apakah kebutuhan sudah tercapai Intervensi :
2.
Berikan
asupan makanan sedikit tapi asupan makananya sering
Rasionalnya :Dalam
porsi kecil dapat meningkat masukan makanan pasien
Intervensi :Berikan
perawatan mulut secara teratur, pagi,siang dan sore .
Rasionalnya :Menurunkan
ketidaknyamanan stomatis oral dan rasa yang tidak disukai dalam mulut yang
dapat mempengaruhi asupan makanan
Intervensi :Berikan
makanan sewaktu yang masih hangat .
Rasionalnya
:Untuk meningkatkan nafsu makan .
Diagnosa I1 : kekurangan volume cairan berhubungan dengan
output yang berlebihan . Kemungkinan dibuktikan oleh :
² Terjadi
dehidrasi
² Membrane
mukosa kering
² Tampak lemas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapkan kekurangan
volume cairan dapat teratasi. Kriteria hasil :
mempertahankan volume cairan dalam tubuh yang adekuat
dengan keseibangan masukan dan bebas dari
tanda dehidrasi.
Intervensi :kaji
tanda-tanda vital
Rasionalnya :Untuk mengetahui keadaan umum
Intervensi :pantau masukan dan pengeluaran
kehilangan cairan dan catat kehilangan cairan
dalam waktu 24 jam .
Rasionalnya : Untuk mengetahui Perubahan masukan cairan
dan mengetahui resiko terjadi
dehidrasi.
Intervensi :Berikan cairan melalui IV
Rasionalnya :Mengganti kehilangan
cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam tubuh.
Diagnosa III : resiko tinggi
terjadinya infeksi pada orang lain berhubungan dengan penyebaran kuman penyebab
diare.
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
Ø Terkontaminasinya
area yang bersih yang dapat nenimbulkan diare
pada
orang lain.
Ø Orang
lain terinfeksi virus penyebab diare seperti virus cholera
Tujuan : setelah dilakuan tindakan
penyebaran kuman peyebab diare tidak terjadi.
Kriteria
hasil : Anggota keluarga tidak terinfeksi kuman diare .
Intervensi :Berikan area yang bersih dan bebas
terkontaminasi pada anggota keluarga.
Rasionalnya ; agar anggota keluarga terbebas
dari penyakit diare.
Anjurkan pada keluarga dan pengunjung dalam
praktisi isolasi
Rasionalnya :Agar pengunjung bebas dari tercemar diare
pada penderita.
Intervensi :Gunakan popok sekali pakai.
Rasionalnya :Dengan pakaian yang bersih maka akan
mengurangi proses terjadinya infeksi pada
penderita .
Intervensi :Anjurkan pada orang tua sebelum dan
sesudah memegang supaya menccuci tangan
Rasionalnya :Dengan kondisi yang
bersih maka akan terbebas dari kuman diare ,
Diagnosa IV : gangguan
integritas kulit berhubungan dengan BAB yang sering dan asam Kemungkinan
dibuktikan oleh:
ü Area
disekitar anus merah
ü Adnya
iritasi
ü Kulit
tampak merah .
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan diharapakan integritas kulit tidak terjadi .
Kriteria
hasil :
integritas kulit disekitar area anus tampak utuh dan terbebas dari iritasi.
Intervensi
:Obsevasi area disekitar anus yang
biasa terjadi iritasi.
Rasionalnya :Mengetahui area disekitar anus membeeri
perawatan segera pada penderita.
Intervensi :Gunakan popok yang mampu menyerap feses
yang cair
Rasionalnya :Dengan popok yang daya serap tinggi maka
akan mengurangi iritasi.
Intervensi
:Kaji tanda tanda vital
Rasionalnya
:Untuk mengetahui keadaan umum
Intervensi
:Kompres area disekitar anus yang
iritasi dalam keadaan bersih.
Rasionalnya :Untuk mengurangi rasa nyeri diarea
disekitar anus.
Diagnosa V : kurang
pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi , pengetahuan.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
Sering
bertanya pada pihak medis,
Tidak tahu cara merawat dan mengatasi
diare
Meminta
informasi lebih lanjut pada pihak kesehatan .
Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapkan
keluarga mampu memahami dan mencegah
diare.
Kriteria hasil : keluarga mampu melakukan perubahan hidup
yang sehat dan terpola.
Intervensi :Berikan informasi yang akurat dan lengkap.
Rasionalnya:Dengan memberi
informasi pada si penderita maka akan membantu keluarga keluar dari masalah
yang dialami(diare)
Intervensi :Tentukan persepsi
terhadap penyebab diare .
Rasionalnya:Membuat pengetahuan
dasar dan memberikan kesadaran
konstruktif Pada individu
Intervensi :Berikan perhatian
tentang gangguan ukuran gambaran tubuh .
Rasional:Antisipasi masalah
dapat membantu dan menerima stimuluys yang buruk .
Intervensi :Kaji ulang keluarga tanda dan gejala
seperti muntah feses berbentuk cair dan berwaran kehijauan..
Rasionalnya :Evaluasi intervensi
dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih serius, misalnya, dehidrasi,
hipotremi, dan asidosis .
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan bertujuan untuk
mengatasi diagnosa dan msalah keperawatan
kolaborasi dan membantu
pencapaian tujuan yang ditetapkan memfasilitaskan
koping.
Tahap tindakan ada 3
diantaranya :
Persiapan.
Perawat menyiapkan segala
seuatu yang diperlukan dalam tindakan
keperawatan
yaitu review tindakan
keperawatan yang diidentifikasi pada tahap intervensi,
menganalisa, pengetahuan
,kemampuan dan yang diperlukan untuk mengetahui
komplikasi dari tindakan
yang mungkin timbul.
Menentukan kelengkapan, serta
menyiapkan lingkungan yang
kondusif,mengidentifikasi
aspek hukum,dan kode etik terhadap etika terhadap
resiko dari kesalahan
tindakan.
Intervensi.
Pelaksanaan keperawatan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional dan adapun sifat
tindakan keperawatan yaitu ; independent
,interdependen, dan
dependen.
Dokumentasi.
Mendokumentasi suatu proses keperawatan secara
lengkap dan akurat.
5.
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap
akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
melihat sejauh mana
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan
mengevaluasi kesalahan yang
terjadi selama pengkajian , analisa, intervensi, dan
implementasi keperawatan dadpun
taha-tahtap evaluasi antara lain:
mengukur pencapaian tujuan
dilihat dari kognitif, afektif, dan psikomotor.
Membandingkan data yang sudah
ada dengan pencapaian tujuan komponen untuk
mengevaluasi kualitas
implementasi keperawatan antara lain.
Formatif:
Evaluasi setelah rencana
keperawatan dilakukan untuk membantu keefektifan
tindakan secara berkelanjutan
hingga tujuan tercapai.
Somatif :
Evaluasi yang diperlukan
rencana keperawatan dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara objebtif, fleksible, dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar