Rabu, 03 September 2014

LEUKEMIA





LEUKEMIA


  1. Pengertian

Leukemia adalah penyakit noeplasma yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopolefik yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal
                                                                        ( Greer dkk, 1999 )

Leukemia adalah suatu bentuk kanker yang timbul pada organ pembuntukan darah dalam tubuh ( limpa, system limpatik, sumsum tulang )
                                                                        ( Doengoes E. Marilyn )

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel – sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limpa nadi
                                                                        ( Reeves, 2001 )

Kesimpulan : leukemia adalah neoplasma akut yang timbul pada organ pembentukan darah dalam tubuh







B. Patofisiolagi

1. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
ü              Factor genetic : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T sel leukemia lymphoma virus / HTLV )
ü  Radiasi lonisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya
ü        Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene arsen., kloramfenikol fenilbutazon, dan agen anti noeplastik.
ü  Obat-obat imunosupresi, obat karsinogenik seperti diethylstil bestrol.
ü  Factor herediter, misalnya pada kembar monozigot
ü        Kellainan kromosom : sindrom blooms, trisomi 21 ( syndrome down’s ), trisomi 6 ( syndrome klinefelter’s ), syndrome fanconi’s, kromosom Philadelphia positif, telanglektasis.

2. Manifestasi klinis
ü  Kelelahan, kelemahan
ü  Takikardi, dispneu, takipneu, ronkhi
ü  Membrane mukosa lembab
ü  Diare
ü  Nyeri tekan perianal
ü  Anoreksia, muntah
ü  Nafas pendek, batuk
ü  Demam
ü  Nyeri sendi, sakit kepala
ü  Nyeri abdomen, gelisah
ü  Perubahan menstruasi, impoten







3. Proses penyakit

 














     
 
































4. Komplikasi
ü  Sepsis
ü  Gagal organ
ü  Iron deficiency anemia ( IDA )
ü  Kematian

Jenis-jenis leukemia
ü  Leukemia Mielogenus Akut
      AML mengenai sel system hematopolefik yang kelak berdiferensiasi kesemua sel meiloid : monosit, granulosit, eritrosit, dan semua kelompok usia dapat terkena insidensa, meningkat sesuai bertambahnya usia. Leukemia non limfositik yang paling sering terjadi.
ü  Leukemia mielogenus kronis
CML juga dimasikan dalam system keganasan sel etem myeloid namun lebih banyak sel normal disbanding bentuk akut sehinga penyakit ini lebih ringan, CML jarang menyerang indifidu 20th, manisfestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanda dan gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, ;imfa membesar.
ü  Leukemia limfositik akut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast, sering terjadi pada anak-anak, laki-laki, lebih banyak disbanding perempuan, puncak iniden pada usia 4th, setelah usia 15th ALL jarang terjadi, manifestasi limfosit immature berproliferasi dalam sum-sum tulangdan jaringan perifer, sehingga mengangu perkembangan sel normal.
ü  Leukemia limfosit kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai indifidu usia 50th  s/d 70th, manifestasi klinis klien tidak menunjukkan gejala, baru terdiaknosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.




C. Penatalaksanaan
1. Tes diagnostic
ü  Hitung darah lengkap : menunjukkan normasitik, anemianormositik
ü  Haemoglobin : dapat kurang dari 19gr/ 100ml
ü  Retikulosit : jumlah biasanya rendah
ü  Trombosit : sangat rendah ( < 50000 / mm )
ü  SOP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan immature
ü  PTT : memanjang
ü  LDH : mungkin meningkat
ü  Asam urat serum : mungkin meningkat
ü  Muramidase serum : peningkatan pada leukemia monositik akut dan meilomonositik
ü  Copper serum : meningkat
ü  Zink serum : menurun
ü  Foto dada dan biopsy nodus limfe : dapat mengindikasikan zat derajat keterlibatan

2. Terapi
ü  Penatalaksanaan kemoterapi
ü  Irradiasi cranial
ü  Terdapat tiga fase penatalaksanaan kemoterapi :
  1. fase indikasi
dimulai pada 4 s/d 6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid ( predenison), vincristine, lasparaginase. Fase indikasi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada, dalam sum-sum tulang ditemukan jumlah sel muda < 5%
  1. fase profilaksis system saraf pusat
      pada fase ini diberikan terapi methotreate, cytarabin dan hydrocotison melalui intra thecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi cranial dilakukan hanya pada klien leukemia yang mengalami ganguan SSP

  1. konsolitasi
      pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan / bulan, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respond sum-sum tulang terhadap pengobatan

  1. PENGKAJIAN
Aktivitas
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan; ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasa nya
Tanda : kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardi, mur-mur jantung, kulit, membrane mukosa pucat. Defisit syaraf cranial dan atau tanda perdarahan serebral.
Eliminasi
Gejala : Diare, nyeri tekan perianal, nyeri , darah merahterang pada tisu, feses hitanm , darah pada urine ,peunrunan haluaran urine.
Integritas ego
Gejala : derasan tak berdaya atau tidak ada harapan.
Tanda : Depresi , menarik diri , ansietas , takut, marah , mudah terangsang. Perubahan alam perasaan , kacau.


Makanan / cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan , anoreksia , muntah , perubahan rasa / penyimpangan rasa. Penurunan BB , faringitis , disfagia.
Tanda : Distensi abdomen , penurunan bunyi usus , splenomegali , hepatomegali , ikterik , stomatitis , ulkus mulut , hipertropi   gusi.
Neurosensori
Gejala : Kurang / penurunan koordinasi – koordinasi , perubahan alam perasaan , kacau , disorientasi , kurang konsentrasi , pusing ; kebas , kesemutan , parestesia.
Tanda : Otot mudah terangsang , aktivitas kejang.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : Nuyeri abdomen , sakit kepala , nyeri tulang / sendi nyeri tekan sternal , kram otot.
Tanda : Perilaku berhati-hati / distrajksi , gelisah , focus pada diri sendiri.
Pernafasan
Gejala : Nafas pendsek dengan kerja minimal.
Tanda : Dispnea , takipnea , batuk , gemericik , ronki.
Keamanan
 Gejala : Riwayat infeksi sat ini / dahulu , jatuh
Gangguan penglihatan / kerusakan , perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.
T anda : Demam , infeksi , kemerahan ,purpura , perdarahan refinal , perdarahan gusi atau epistaksis , pembesaran nodus limfe , atau hati. papiledema , dan eksoftalmus ilfiltral leukemia pada dermis.

Seksualitas
Gejala : Perubahan libido , Perubahan aliran menstruasi , menoragia , impotent.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala: Riwayat terpanjang pada kimiawi misal : benzeue , fenilbatazone , dan kloramfenikol , kadar lonisasi , radiasi berlebihan. Pengobatan  kemoterapi sebelumnya , khususnya agen pengkelat.
Pertimbangan: DRG menunjukkan berapa lama dirawat 3,9 hari
Rencana pemulangan : dapat memerlukan bantuan dalam terapy dan pengobatan atau alat , belanja ,persiapan makan aktivitas perawatan diri pemeliharaan rumah , transportasi.         


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggio terhadap infeksi b.d tak adekuat pertahan sekunder : Gangguan
dalam kematangan , SDP ( granulosit rendah dan jumlah limfosit abnormal ), peningkatan jumlah limfosit imatur imunosupresi ; Penekanan sumsum tulang ( efek terapi / tranplantasi ), Prosedur invasive , Malnutrisi ; Penyakit kronis.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan , Misal : muntah , perdarahan  , diare. Penurunan pemasukan cairan cth : status hipermetabolik , demam , predisposisi untuk pembentukan batu ginjal.
Nyeri b.d Agen fisikel Misal : pembesaran organ / nodus , limfe sumsusm tulang yang dikemas dengan sel leukemik , Agen kimia dan manifestasi psikologis. ( ansietas , takut )
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ; penurunan cadangabn umum , peningkatan laju metabolic dari produksi leukosit masif , ketidakseimbangan antara suplai dan kebutahan oksigen ( anemia / hipoksi ), Pembatasan terapeutik ( isolasi / tirah baring ) ; efek obat terapy.
Kurang pengertahuan tentang penyakit prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpejan pada sumber , salah interpretasi , informasi / kurang mengingat.

INTERVENSI
Diagnosa 1
Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
Menunjukkan tehnik , perubahan pola hidup untuk meningkatkan keamanan lingkungan , meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
Tempatkan pada ruangan khusus , batasi pengunjung bila di indikasi
Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua petugas dan pengunjung.
Observasi suhu , demam sehubungan dengan takikaria , hipotensi perubahan mental samara.
Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan kemoterapy
Cegah menggigil ; tingkat cairan , berikan mandi kompres
Dorong sering mengubah posisi , nafas dalam , batuk
Auskultasi bunyi nafas , perhatikan gemerik , ronki.
Rawat pasien dengan lembut , linen kering / tidak kusut
Inspeksi kulit untuk nyeri tekan , area eritematosus ; luka terbuka
Inspeksi membrane mukosa mulut , berikan kebersihan mulut baik
Tingkatkan kebersihan perianal
Berikan periode iustirahat tanpa gangguan
Dorong peningkatan masukkan makanan tinggi protein
KOLABORASI
Awasi pemeriksaan Lab ( DL , perhatikan apakah SDP turun / tiba-triba terjadi perubahan pada neutrofil : kultur gram
Kaji ulang seri foto dada
Berikan obat sesuai indikasi : Cth Antibiotik
Hindari antipieretik yang mengandung aspirin
Berikan diet rendah bakteri Misal:makanan di masak.

Diagnosa 2
Tujuan : Mengatasi kekurangan volume cairan
Kriteria hasil : Menunjukkan volume jaringan adekuat , dibuktikan oleh tanda vital stabil , nadi terba , haluaran urine , berat jenis dan PH dalam batas normal.
Mengidentifikasi faktor resiko individual dan intervensi yang tepat
Melakukan perubahan pola hidup / perilakuy untuk mencegah terjadinya deficit volume cairan.
Intervensi :
Awasi masukan / haluaran . hitung kehilangan  tak kasat mata dan keseimbangan cairan
Perhatikan penurunan pada adanya pemasukan adekuat ukur berat jenis dan PH urine
Timbang BB setiap hari
Awasi tekanan  darah dan frekuensi jantung
Evaluasi turgor kulit , pengisian kapiler dan kondisi umum membranb mukosa
Perhatikan adanya mual , demam
Dorong cairan 3-4 L/ hari bila masukkan oral dimulai
Inspeksi kulit / membrane mukosa untuk ptekie , area ekimotik perhatiakan perdarahan gusi , darah warna karat atau samara feses dan urine
Impleentasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan / perdarahan
Batasi perawatam oral untuk mencuci mulut bila di indikasi kan (campuran ¼ tsp soda kue dalam air 120-240 cc atau hydrogen proksida dalam air)
Berikan diet halus / lunak
KOLABORASI
Berikan cairan IV sesuai indikasi
Awasi pemeriksaan Lab ( trombosit, HB , HT, pembekuan )
Berikan SDM , trombosit, faktor pembekuan
Pertahankan alat ASKES vasikuler central eksternal ( kateter subklavia , tunneld , atau port implant )
Berikan obatr sesuai indikasi ( ondasetron {zofram} ), allopurineol (zyloprin) , kalium asetat / sitrat , natrium bikarbonat
Pelunak feces.

Diagnosa 2
Tujuan : berkurangnya nyeri ( akut )
Criteria hasil : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, menunjukan perilaku penaganan nyeri, tampak rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat
Intervensi :
Selidiki keluhan  nyeri. Perhatikan perubahan pada derajat dan sisi ( gunakan skala 1-10 )

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar