Selasa, 30 September 2014

Dampak Positif dan Negatif Minuman Keras



Dampak Positif dan Negatif Minuman Keras

A.    Pengertian Miras
Pengertian dan Arti Minuman Keras atau Beralkohol. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

B.      Jenis – Jenis Miras
1.      sake
Sake erat kaitannya dengan keningratan. Minuman berbahan dasar air beras hasil fermentasi ini sering dihidangkan dengan sushi atau penganan Asia lainnya. Sake nikmat disajikan hangat maupun dingin, biasanya disuguhkan dalam sakazuki (cawan kecil datar, seperti tempat saus), ochoko (cawan mungil), atau ditaruh dalam masu (kotak kayu). Sake juga kerap dipakai dalam upacara adat Jepang.
2.      Negroni
Negroni Italia yang terkenal dengan minuman wine-nya, ternyata juga terkenal dengan koktail manisnya. Minuman beralkohol ini merupakan perpaduan antara vermouth (sejenis air anggur yang putih atau agak kuning warnanya), gin dan Campari. Biasanya minuman ini disajikan dengan potongan lemon atau kulit jeruk di dalamnya.
3.      Akvavit
Akvavit Arti namanya adalah air kehidupan. Minuman beralkohol ini dapat membahayakan nyawa Anda kalau Anda tidak berhati-hati ketika mengkonsumsinya. Kadar alkoholnya cukup tinggi. Akvavit (atau ‘Aquavit’) diperoleh dari penyaringan air beras atau kentang, seperti vodka, namun ditambah dengan unsur herbal seperti ketumbar, biji adas, dan (tumbuh-tumbuhan yang bijinya harum dipakai untuk asinan, masak-masakan, minyak wangi dan obat-obatan.
C.     Unsur – Unsur yang Terkandung Dalam Miras
1.      Tumbuh – Tumbuhan seperti : ketumbar,biji – bijian.
2.      Buah – Buahan seperti : anggur,lemoN
3.      Air seperti : air beras hasil fermentasi
4.       
D.    Dampak positif
Minuman keras dapat memberikan manfaat jika diminum dalam dosis yang sesuai dan tidak berlebihan.
1.      Wine
Dengan dosis segelas anggur per hari, Bagi para wanita, wine dapat menaikkan tingkat estrogen, yang memperlambat kerusakan tulang serta mengurangi resiko mati muda hingga 33%. Sedangkan bagi para pria, wine mampu mengurangi resiko terjadinya kanker prostat. Bagi tubuh kita, wine mampu menghadang penyakit terhadap tubuh kita, smeisal stroke, batu ginjal, jantung korener, diabetes dan kanker saluran pencernaan bagian atas. Wine juga dapat mencegah kolesterol, karena bisa membakar kalori yang dapat membentuk lemak
2.      Beer
Bir umumnya dibuat dari gandum yang difermentasikan dan dapat mengurangi resiko penyakit jantung. Sedangkan bir beralkohol rendah dapat digunakan sebagai anti kanker bila diminum secara teratur. Satu setengah gelas bir per hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi resiko diabetes dan batu ginjal. Selain itu protein di dalam bir mampu melindungi otak atau ancaman Alzheimer dan serangan kanker payudara pada wanita.
3.      Vodka

Manfaat yang dimiliki vodka sebagian dapat mempercantik kulit wajah maupun kepala. Untuk mengecilkan pori-pori dapat membubuhkan vodka pada kapas dan cukup ditepuk-tepuk ke wajah. Sedangkan bagi anda yang berketombe dapat mencampur beberapa sloki vodka pada botol shampoo anda. Dan yang terakhir adalah untuk menghaluskan kaki dan tangan anda sebelum pedicure dan menicure, cukup campurkan vodka ke dalam air hangat dan rendam kaki anda.
4.      Arak/Tuak

Minuman keras ini memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi. Tuak berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.


Dampak Negatif
Efek negatif minuman keras apabila digunakan berlebihan.
1.      Gangguan Mental Organik (GMO)
Gangguan ini akan mengakibatkan perubahan perilaku, seperti bertindak kasar, gampang marah sehingga memiliki masalah dalam lingkungan sekitar. Perubahan fisiologi seperti mata juling, muka merah dan jalan sempoyongan. Perubahan psikologi seperti susah konsentrasi, sering ngelantur dan gampang tersinggung.
2.      Merusak Daya Ingat
Kecanduan minuman keras dapat nghambat perkembangan memori dan sel-sel otak.
3.      Oedema Otak
Pembengkakan dan terbendunganya darah di jaringan otak. Sehingga mengakibatkan gangguan koordinasi dalam otak secara normal.
4.      Sirosis Hati
Peradangan sel hati secara luas dan kematian sel dalam hati akibat terlalu banyak minum minuman keras.
5.      Gangguan Jantung
Terlalu banyak minum minuman keras dapat membuat kerja jantung tidak berfungsi dengan baik.

6.      Gastrinitis
Radang atau luka pada lambung. Ini biasanya diakibatkan gara2 muntah akibat mninuman keras, karena lambung harus memompa secara paksa keluar zat-zat adiktif yang beracun dalam tubuh.
7.      Paranoid
Karena kecanduan, kadang2 peminum sering seperti merasa kepala dipukuli atau tidak tenang. Sehingga perilakunya menjadi lebih kasar terhadap orang di sekelilingnya.
8.      Keracunan/Mabuk
Terlalu banyak minum minuman keras dapat menghilangkan kesadaran dirinya alias udah naik atau ngefly. Biasanya ini yang dibilang "enak" dari minuman keras. Kok bisa ya? Padahal udah jelas-jelas keracunan.

Info tambahan, gue juga sempat nemu syarat-syarat minum minuman keras
-          Meminum sesuai dosis yang ditentukan
-          Sudah cukup umur (21 tahun) 
-          Belilah minuman keras yang sudah berlabel departemen kesehatan, jangan yang oplosan
-          Bagi para remaja dan generasi penerus bangsa sebaiknya jangan minum minuman keras. Walaupun minuman keras ada manfaatnya, tapi lebih baik dihindari aja. Juga masih banyak makanan dan minuman lain yang lebih sehat dari minuman keras. 


Sumber :



DISTOSIA (askep)


DISTOSIA

       I.      Pngertian
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)

Distosia adalah persalinan yang sulit
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)

    II.      Etiologi
               Distosia dapat disebabkan oleh :
1.      Kelainan tenaga/ power
2.      Kelainan jalan lahir/ passage
3.      Kelainan letak dan bentuk janin/ passager

 III.      Klasifikasi
A.    Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan

Jenis kelainan :
                               Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal
-          Inersia uteri pimer
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan
-          Inersia uteri sekunder
Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu yang lama
-          Tetania uteri (hypertonic  uterin contraction)
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim
-           Incoordinate uterin action
Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a.             Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida
b.            Herediter
c.             Emosi dan kekuatan
d.            Kelainan uterus
e.             Kesalahan pemberian obat
f.             Kesalahan pimpinan persalinan
g.             Kehamilan kembar dan post matur
h.            Letak lintang

B.     Jenis kelainan jalan lahir
1.      Kelainan bentuk panggul
       Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin
-          Panggul naegele
-          Panggul robert
-          Split pelvis
-          Panggul asimilasi
      Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul
-          Rakhitis
-          Osteomalasia
-          Neoplasma
-          Atrofi, karies, nekrosis
-          Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea
      Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
-          Kiposis
-          Skoliosis
-          Spondilolitesis
      Perubahan bentuk karena penyakit kaki

2.      Kalainan traktus genitalia
a.       Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan infeksi
b.       Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa tumor
c.       Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinoma
d.       Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus abnormal
e.        Pada ovarium terdapat beberapa tumor

C.    Jenis Kelainan Janin
1.      Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :
a.       Letak sunsang
b.      Letak lintang
2.      Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
      Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor dileher)
      Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
      Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
      Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
      Kembar siam


 IV.      Manifestasi Klinik
a.       Ibu :
a.             Gelisah
b.            Letih
c.             Suhu tubuh meningkat
d.            Nadi dan pernafasan cepat
e.             Edem pada vulva dan servik
f.             Bisa jadi ketuban berbau
b.      Janin
      DJJ cepat dan tidak teratur

    V.      Manajemen Terapeutik
      Penanganan Umum
-  Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
-  Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
-  Kolaborasi dalam pemberian :
Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM)
Perbaiki keadaan umum
 Dukungan emosional dan perubahan posisi
 Berikan cairan

      Penanganan Khusus
1.      Kelainan His
      TD diukur tiap 4 jam
      DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
      Pemeriksaan dalam :
§  Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
§  Berikan analgetik seperti petidin, morfin
§  Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
2.      Kelainan janin
      Pemeriksaan dalam
      Pemeriksaan luar
      MRI
      Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan
3.      Kelainan jalan lahir
Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium) persalinan dengan SC



 VI.      ASUHAN KEPERAWATAN
I.        Pengkajian
1.      Identitas Klien
2.      Riwayat Kesehatan
a.       RKD
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b.      RKS
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c.       RKK
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
3.      Pemeriksaan Fisik
                               Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
                             
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
                             
  Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan

                                Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
      
Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
   
   Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang

II.    Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
3.      Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan
4.      Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan lama
5.      Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
6.      Cemas b/d persalinan lama

III. Intervensi
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria : -    Klien tidak merasakan nyeri lagi
-          Klientampak rilek
-          Kontraksi uterus efektif
-          Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a.       Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomen
Rasional :  Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
b.      Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien
c.       Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
Rasional :  Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
d.      Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
Rasional :Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan   mengurangi rasa nyeri
e.       Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari
f.       Kolaborasi :
-          Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter
Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat
-          Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan

2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari
Kriteria : -    DJJ dalam batas normal
-          Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a.       Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi
Rasional : Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama
b.      Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus
Rasional :  DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.
c.       Catat kemajuan persalinan
Rasional :  Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan
                  fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi berat, haemoragi karena atonia/ rupture uterus. Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cedera
d.      Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial
Rasional :  Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin selama proses melahirkan karena itu persalinan sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien dengan virus herpes simplek tipe II
e.       Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit
Rasional : Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer oksigen kejanin
f.       Posisi klien pada posisi punggung janin
Rasional :Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang

IV. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan

V.    Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.